Soal Banjir yang Melanda Indonesia, Megawati Jengkel Masyarakat Tak Bisa Contoh Jepang

19 Januari 2021, 16:53 WIB
Ketua Umu PDIP Megawati Soekarnoputri merasa jengkel atas banjit yang terjadi di Indonesia akibat ulah induvidu masyarakat yang kurang disiplin dalam membuang sampah tak mencontoh Jepang.* /YouTube PDI Perjuangan


POTENSIBISNIS - Soal bencana alam banjir yang saat ini sedang melanda Indonesia datang karena ulah manusian tak tertib dalam membuat sampah.

Hal tersebut disampaikan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat menerima penghargaan tiga rekor MURI dari Jaya Suprana, secara virtual di Jakarta.

Megawati menyebutkan juga seharusnya masyarakat kita bisa contoh Jepang, yang terus disiplin dalam membuang sampah.

Baca Juga: Penyebab Banjir Bandang Cisarua, BMKG : Curah Hujan Ekstrem

Sehingga, dikatakan Megawati, tak menyebabkan kerusakan lingkungan jika tertib membuang sampah.

Setelah menyinggung soal bencana alan yang terjadi di Indonesia, Megawati mengatakan, bahwa kehidupan berpartai politik bukan hanya politik saja.

"Saya sudah mengatakan sejak dulu Pak Jaya Suprana bahwa kehidupan berpartai politik bukan hanya politik saja. Politik itu hanya sebuah alat perjuangan bagi mencapai kehidupan yang kita inginkan, yang kita perjuangkan," kata Megawati pada Senin, 18 Januari.

Baca Juga: Terus Diguyur Hujan, Banjir Bandang Terjang Wilayah Cisarua Bogor

Megawati pun menceritakan kepada Jaya terkait komitmennya agar kader partainya menjadi pelopor lingkungan.

"Tentu di kami adalah menegakkan Pancasilan dan memperjuangkan rakyat Indoneisa, bangsa Indonesia menjadi lebih sejerahtera. Dengan demikina inisiatif saya, termasuk membersihkan sungai," ujarnya.

Megawati menilai kerusakan lingkungan yang terjadi di Indonesia sudah teramat parah dan harus diperbaiki, mulai dari kesadaran setiap individu rakyat Indonesia.

Baca Juga: Tinjau Posko Pengungsian di Mamuju, Jokowi Janjikan Bangun Kantor Gubernur Baru

Selain itu, Megawati pun merasa jengkel terhadap orang yang suka buang sampah sembarangan dan tidak menjaga lingkungan.

Seperti dikabarkan jakbarnews.pikiran-rakyat.com, "Blak-Blakan, Megawati 'Bongkar' Penyebab Terjadinya Banjir, Ternyata Gegara Warga Sering Lakukan ini".

Presiden ke-5 RI itu mengharapkan rakyat Indonesia bisa meniru masyarakat Jepang mengenai disiplin menjaga kebersihan.

Baca Juga: Penyaluran Bantuan Subsidi Upah 2020 Mencapai 98,91 Persen, Ada Peluang 2021 untuk Cair Kembali

"Jepang betapa bersihnya, dan gerakan itu dilakukan oleh masyarakatnya. Ibu-ibu di sana, saya kalau jalan di mana saja, pasti membawa tas atau kresek itu kan ternyata habis makan tidak dibuang ke mana saja, kalau tidak, dibuang ke tong sampah. Tetapi kalau kita, dibuang ke tempat tidak sepatutnya, antara lain sungai-sungai, yang mengakibatkan musim hujan jadi banjir," katanya.

Lebih lanjut, Megawati menyatakan dirinya sejak dulu sudah mendorong agar Indonesia peduli terhadap kelestarian lingkungan melalui Yayasan Kebun Raya Indonesia, dan saat menjabat sebagai Wakil Presiden mendorong agar kebun raya berada di setiap daerah.

Sementara itu, politisi PKS Mardani Ali Sera menyampaikan pandangan berbeda terkait fenomena alam yang terjadi.

Baca Juga: Update! Banjir Bandang Terjang Kabupaten Bogor, Sebanyak 900 Jiwa Terdampak

Mardani Ali Sera menyebutkan, bahwa penyebab banjir bukan hanya karena faktor cuaca ekstrem yang belakangan ini tengah menerjang beberapa wilayah di Indonesia.

Dirinya menyebutkan, ada faktor lain yang membuat Kalimantan Selatan dilanda banjir besar, yakni meluasnya lahan sawit dan aktivitas pertambangan.

"Bukan hanya cuaca ekstrim yg menyebabkan banjir Kalsel. Tetapi Luasnya lahan sawit dan masifnya pertambangan," kata dia, melalui keterangan Instagam pribadinya @mardanialisera.

Baca Juga: Kerajaan Arab Saudi Belum Beri Kepastian, Yaqut Bentuk Tim Penyelenggaraan Ibadah Haji 1442H 2021M

Lanjutnya, akibat dari pengundulan hutan secara terus menerus, akhirnya kawasan tersebut tidak bisa menampung air.

"Konservasi hutan harus terus dijaga, jgn asal buka lahan menjadi gundul yg sangat luas, kawasan yang seharusnya mampu menampung air, sudah tidak mampu lagi karena degradasi dan deforestisasi," imbuh Mardani.***(Aulia Nur Arhamni/JakbarNews)

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Jakbar News

Tags

Terkini

Terpopuler