BMKG Siapkan Skenario Terburuk, Cilacap-Pantai Selatan Waspada Gempa Bumi dan Tsunami Setinggi 10 Meter

- 30 Juli 2022, 14:02 WIB
Ilustrasi Tsunami. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan ada potensi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap.
Ilustrasi Tsunami. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan ada potensi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap. /PIXABAY/rolandmey

POTENSI BISNIS - Indonesia yang dikelilingi laut dan gunung merapi, termasuk negara yang berpotensi dan rawan bencana alam.

Terbaru, khusus untuk warga di Laut Selatan diminta waspada tentan berbagai kemungkinan termasuk tsunami.

Bahkan pihak BMKG menyebut sudah membuat berbagai skenario untuk menghindar atau mengurangi dampak besar jika bencana gempa bumi dan tsunami terjadi.

Baca Juga: Megathrust Selat Sunda Disebut Bisa Terjadi Sewaktu-waktu Gempa 8,7 M, Simak Penjelasan BMKG

Baca Juga: Ikatan Cinta 30 Juli 2022: Siena Gagal Bertemu Andin, Kekasih Sal Makin Terpengaruh oleh Elsa

Pihak BMKG saat ini tengah gencar melakukan pemetaan di berbagai lokasi, termasuk Cilacap.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mewanti-wanti masyarakat ancaman gempa bumi dan tsunami di sepanjang Selatan Pulau Jawa.

BMKG meminta pemda-pemda dan masyarakat terus meningkatkan kesiagaan demi mengantisipasi hal terburuk.

Baca Juga: IKATAN CINTA Hari Ini 30 Juli 2022: Susul Sal ke Pondok Pelita, Begini Reaksi Siena Saat Bertemu Andin

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan ada potensi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap.

Cilacap jadi perhatikan, kata Dwikorita Karnawati lantaran berada di garis Pantai Selatan Jawa yang menghadap langsung ke zona tumbukan lempeng antara lempeng Samudera Hindia dengan Lempeng Eurasia.

“Dari hasil pemodelan tsunami dengan skenario terburuk, dikhawatirkan berpotensi tsunami dengan ketinggian lebih dari 10 meter di pantai Cilacap, sebagai akibat dari gempa bumi dengan kekuatan M=8,7 pada zona megathrust dalam tumbukan lempeng tersebut,” kata Dwikorita Karnawati dikutip PotensiBisnis.com dari laman resmi BMKG, 27 Juli 2022.

Baca Juga: Ikatan Cinta 30 Juli 2022: Nino Merasa Terancam Usai Elsa Selipkan Surat ke Reyna, Om Baik Dibenci Putrinya

Skenario yang di sampaikan Dwikorita Karnawati bukanlah ramalan, tetapi merupakan hasil kajian ahli dan pakar kegempaan.

Namun demikian, waktu kejadian masih belum diketahui karena sampai saat ini masih belum ada satu pun teknologi yang mampu memprediksi kapan terjadinya gempa.

Jika hal tersebut terjadi sewaktu-waktu, maka pemerintah dan masyarakat diharap sudah siap siaga dan tahu apa saja yang harus dilakukan.

“Masyarakat harus paham apa yang mesti dilakukan dan disiapkan, termasuk sarana dan prasarananya, keterampilan untuk menyelamatkan diri, jalur evakuasi, tempat aman yang semua harus sudah dipersiapkan secara matang,” kata Dwikorita Karnawati.

Terlebih peringatan ini dikhususkan untuk wilayah Kabupaten Cilacap, karena merupakan wilayah pantai yang padat penduduk, termasuk kantor pemerintahan, usat perekonomian, dan kain sebagainya.

Dwikorita Karnawati menyampaikan peringatan ini saat ia membuka Sekolah Lapang Gempa bumi (SLG) di BMKG Statsiun Banjarnegara, Cilacap.

BMKG rutin menggelar SLG yang bekerja sama dengan pemerintah daerah, BNPB/BPBD dan pihak terkait untuk memberi edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat, dan pemangku kepentingan di daerah dalam mengelola risiko dan bencana.

“Keterlibatan pihak swasta di kawasan industri di Kabupaten Cilacap juga sangat dinantikan dalam menguatkan Sistem Peringatan Dini Daerah yang teah dibangun dengan swadaya masyarakat dengan jumlah yang masih terbatas,” kata Dwikorita Karnawati.

Hal ini tidak terlepas dari Cilacap yang merupakan kawasan industri dan perekonomian.

Pantai Cilacap juga masuk ke dalam zona rawan gempa dan tsunami, dan tentunya pihak swasta atau industri harus bersiap dengan menguatkan Sistem Peringatan Dini di kawasan industri tersebut.

Dengan peringatan dini tersebut, diharapkan masyarakat dan pemerinta bisa waspada demi meminimalisir kejadian terburuk akibat dampak bencana alam tersebut***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x