Ilmuwan Penemu Lampu LED dan Peraih Nobel Isamu Akasaki Wafat

- 3 April 2021, 15:57 WIB
lmuwan Jepang, Isamu Akasaki memenangkan Nobel Fisika pada tahun 2014
lmuwan Jepang, Isamu Akasaki memenangkan Nobel Fisika pada tahun 2014 /Dok.Reuters via Today Online/

POTENSI BISNIS – Ilmuwan sekaligus peraih Nobel asal Jepang Isamu Akasaki, dikabarkan meninggal dunia di sebuah rumah sakit di Nagoya, Jepang, pada Kamis pagi, 1 April 2021, waktu setempat.  Isamu menghembuskan nafas terakhir di usia 92 tahun.

Isamu Akasaki dikenal sebagai perintis penerangan lampu LED hemat energi yang merupakan terobosan untuk melawan pemanasan global dan kemiskinan. 

Dilansir dari Japan Today, berdasarkan keterangan dari pihak Universitas Meijo, tempat Asaki mendapat gelar profesor, Isamu Akasaki meninggal di Nagoya karena penyakit pneumonia yang dideritanya.

Baca Juga: Kabar Duka, Penulis Cum Aktivis Asal Mesir Nawal El Saadawi Wafat

Asaki memenangkan penghargaan Nobel pada  2014, bersama kedua ilmuwan lainnya, Hiroshi Amano dan Shuji Nakamura. Mereka mengembangkan dioda pemancar cahaya biru yang digambarkan sebuah penemuan yang “revolusioner” oleh juri Nobel.

Ketiga ilmuwan memulai penelitian sejak 1990-an, setelah tiga dekade bekerja keras mereka berhasil mendapatkan sinar biru cerah dari semikonduktor.

Diketahui, lampu LED dapat bertahan selama puluhan ribu jam dengan hanya menggunakan energi lebih sedikit dibandingkan dengan bola lampu pijar yang pertama kali diciptakan oleh Thomas Edison pada abad ke-19. 

Dioda merah dan hijau telah ada sejak lama, tetapi merancang LED biru adalah cawan putih, karena ketiga warna perlu dicampur untuk kembali ciptakan cahaya putih Matahari.

Baca Juga: Kenali 5 Tips Mengatasi Misinformasi di Internet, Ingat! Jangan Asal Share

"Penemuan mereka revolusioner. Bola lampu pijar menyala abad ke-20. Abad ke-21 akan diterangi lampu LED,” kata juri Nobel pada 2014, lalu.

Tidak hanya memberikan terobosan lampu LED, mereka juga membantu mengembangkan LED berwarna yang digunakan di smartphone dan sejumlah teknologi modern.

Akasaki pun memberikan saran kepada peneliti muda setelah  dirinya memenangkan penghargaan Nobel, untuk melakukan hal yang benar-benar disukai dan tidak tertipu dengan suatu subjek.

“Jangan tertipu oleh subjek yang modis. Lakukan apapun yang Anda suka jika itu benar-benar yang ingin Anda lakukan,” ujar Akasaki.

Sebelumnya, penemuan Akasaki dan kedua rekan ilmuwannya mendapatkan banyak keraguan dari berbagai pihak dan dimungkinkan tidak akan berhasil.

Baca Juga: Kode Redeem FF Terbaru Sabtu 3 April 2021, Tembus 500 Juta Unduhan

“Awalnya dikatakan tidak mungkin ditemukan pada abad ke-20. Banyak orang yang keluar (proyek penelitian ), tapi saya tidak mempertimbangkan untuk melakukannya,” katanya.

Dalam sebuah wawancara yang diterbitkan oleh Universitas Meijo, dia menggambarkan perjuangan dirinya dan rekan-rekannya untuk mendapatkan pengakuan atas hasil kerja keras pekerjaan mereka selama bertahun-tahun.

“Saat kami mengumumkan hasil tahun 1981 yang penting saat itu pada konferensi internasional, tidak ada reaksi. Saya merasa sendirian di hutan belantara,” katanya.

Tetapi saya bertekad untuk tidak berhenti dari penelitian ini, bahkan jika saya sendiriran” tambahnya. ***

Editor: Babah Pram

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x