"Cuma persoalan show off dua-duanya, Habib Rizieq show off sebagai warga sipil, Pangdam juga show off karena merasa bertanggung jawab pada keamanan Jakarta,"
"Jadi dua kekuatan dipertandingkan dan publik akhirnya menghubungkan dengan kepentingan istana, sialnya begitu oposisi yang terbentuknya sekarang," ucap dia.
Baca Juga: Anies Baswedan Bisa Dipenjara Karena Baca Buku ‘Kematian Demokrasi’, Ini Kata Pegiat Medos
Rocky Gerung menilai saat ini Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dan Habib Rizieq Shihab sama-sama sedang emosi. Nanti, setelah emosinya mereda, lanjut dia, persoalan TNI vs FPI ini juga akan berakhir.
"Ini emosi jiwa sebetulnya, istilah gua, semuanya saling kirim sinyal, tentu Pangdam kirim sinyal pada istana, Habib Rizieq kirim sinyal ke masyarakat sipil. Sehingga komposisi hari ini adalah skornya sebetulanya ya satu sama antara istana dan Habib Rizieq," katanya.
Menurut Rocky, dari ketegangan TNI dengan FPI ini, yang dipusingkan adalah Jokowi, sebagaimana diberitakan sebelumnya "Menyesalkan, Rocky Gerung Sebut Pangdam Jaya Berasal dari Lingkungan yang Sama dengan Habib Rizieq"
Rocky berujar Jokowi harus menentukan persoalan pencopotan baliho Habib Rizieq ini masuk ranah politik atau kriminalitas.
"Saya ikuti komentar dari pakar pengamat militer dan FPI, saling kirim kalimat diplomatis, yang terganggu Presiden Jokowi."
"Karena mesti putuskan ini peristiwa politik atau kriminal yang mengganggu ketertiban, apakah tindakan Pangdam dibenarkan secara Undang-Undang. Ini semua akan jadi nada tinggi perdebatan politik seminggu ini," tandasnya.***(Dicky Aditya/GalamediaNews.com)