BPPTKG : Aktivitas Gunung Merapi Makin Tinggi, Masyarakat Diimbau Tingkatkan Kewaspadaan

20 November 2020, 17:32 WIB
Tanda peringatan awas lahar dingin dan awan panas di lereng Gunung Merapi, Sleman DIY. /Antaranews/Luqman Hakim/


POTENSIBISNIS - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyampaikan, aktivitas Gunung Merapi semakin tinggi, sehingga masyarakat diminta lebih meningkatkan kewaspadaan.

Gunung Merapi tersebut terletak di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta. Dilaporkan gempa multiphase Gunung Merapi per Jumat 20 November 2020 ini semakin tinggi.

Hal tersebut diungkapkan Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida di sela menghadiri acara kunjungan Kepala BNPB, Doni Monardo ditempat Penampungan Pengungsian Sementara (TPPS) Desa Tlogolele, Kecematan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Baca Juga: Munarman Sebut TNI Diperintah Jokowi, Pandam Jaya: Kalau Perlu Bubarkan FPI

Menurutnya, hal tersebut terdektesi dari kegempaan multiphase (MP) sudah tinggi, dan magma betul-betul sudah semakin ke permukaan, tetapi belum sampai muncul di puncak Gunung Merapi, dilansir ANTARA.

Hanik Humaida mengatakan, risiko ancaman tertinggi dimulai dari batas barat laut, barat hingga ke tenggara.

Daerah yang ada posisi di barat laut ke tenggara dari Gunung Merapi ini, diharapkan lebih meningkatkan kewaspadaan.

Baca Juga: Berikut 4 Rekomendasi Skincare bagi Perempuan agar Memiliki Kecantikan Ala Orang Korea  

Namun, warga di daerah utara dan timur laut hingga timur juga tidak boleh kehilangan kewaspadaan.

"Potensi bahaya arah letusan Gunung Merapi, utamanya ke Kali Gendol, tatapi karena guguran dari puncak berkali-berkali ke arah barat dan barat laut, maka ada potensi juga ke Kali Lamat dan Senowo," katanya.

Namun bentuk erupsinya seperti apa, kata dia, hingga saat data tak menunjukkan kejadian seperti pada 2010 lampau.

Sehingga kondisi ini, tidak perlu sangat dikhawatirkan tetapi harus tetap menigkatkan kewaspadaan.

Baca Juga: Ridwan Kamil Penuhi Panggilan Polisi, Ini Update Pemeriksaan Saksi Dugaan Pelanggaran Prokes HRS

Kendati begitu, sambung Hanik, bagaimanapun jika terjadi erupsi atau membawa awan panas atau letusan itu, menjadi suatu yang berbahaya.

Namun aktivitas Gunung Merapi menunjukkan data tidak seperti kejadian 2010. "Kalau prediksi kami, data seperti kejadian seperti tahun 2006, tatapi lebih besar sedikit," ujarnya.

Hanik menjelaskan, soaln pertumbuhan kubah lava di puncak Gunung Merapi belum ada yang menuju ke permukaan, Jadi belum ada kubah lava baru di puncak Gunung Merapi.

Gunung Merapi hingga saat ini, jarak amannya masih dalam batas maksimum 5 km dari puncak Gunung Merapi.

Posis magma yang jelas sudah lebih dangkal, kurang dari 1,5 km dari puncak Gunung Merapi," imbuhnya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler