Ridwan Kamil Putuskan Berkompetisi di Pilkada Jabar atau Jakarta pada Juni

23 Maret 2024, 20:27 WIB
Mantan Gubernur Jabar Ridwan Kamil. /ANTARA

POTENSI BISNIS - Mantan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil memutuskan akan mempertimbangkan apakah akan mencalonkan diri dalam Pilkada Jawa Barat atau Jakarta pada bulan Juni, sekaligus menyatakan masih memiliki keinginan untuk tetap berada di Jawa Barat.

"Nanti bulan Juni saya putuskan. Sama, hati tetap berat ke Jabar, tapi saya tidak menutup kemungkinan Jakarta, keputusan akhirnya mungkin di bulan Juni sesuai survei," kata Ridwan Kamil di Bandung, Sabtu malam.

Baca Juga: Lantaran Perbedaan Hasil Perhitungan Suara di Sejumlah Daerah, Hanura Ajukan PHPU ke MK

Saat ini, kata Kang Emil--sapaan Ridwan Kamil tengah mempersiapkan diri untuk meningkatkan dukungannya hingga bulan Juni, sehingga ketika dijodohkan dengan siapa pun, akan lebih mudah terjadi kesepakatan.

"Pencoblosan (Pilkada) kan November, mulai kampanye bulan September, pendaftaran bulan Agustus, perjodohan di bulan Juli, PDKT di bulan Juni gitu. Dari sini sampai ke Juni tingkatkan elektabilitas supaya pas PDKT dengan siapapun nyambung," ujarnya.

Baca Juga: Korupsi di PT Timah, Kejagung Periksa Pemilik PT TIN

Hingga saat ini, lanjut Kang Emil, belum ada pihak yang mendekati dirinya, termasuk dari partai-partai yang mendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada pemilihan presiden sebelumnya, di mana Kang Emil menjabat sebagai Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jawa Barat.

Meskipun Prabowo beberapa waktu lalu juga mengisyaratkan bahwa koalisi untuk pemilihan presiden tersebut akan dilanjutkan hingga pemilihan kepala daerah.

"Belum ada yang mendekati, di TKD juga belum ada pembicaraan pilkada. Ini masih jauh, kalau boleh tensinya turun dulu gitu, karena masih jauh," ucapnya.

Baca Juga: Tertawan Hati 23 Maret 2024: Soraya Cari Tahu Kebohongan Alya pada Mario, Sosok Ini Beberkan Kebenarannya

Kang Emil menyatakan bahwa adanya kemungkinan lanjutan koalisi dalam pemilihan kepala daerah merupakan situasi yang diinginkan karena hubungan antara pemimpin partai sudah terjalin dan ekosistem juga sudah terbentuk, meskipun hal tersebut tidak selalu berjalan secara matematis.

"Memang idealnya begitu. Kalau ternyata kesempatan pilkada juga ada pasangan yang kuat dan menjanjikan dalam koalisi 02, tentunya menjadi pilihan utama. Walaupun dari pengalaman koalisi pusat dengan daerah tidak selalu sebangun karena pilkada kan figur. Nah figurnya kadang-kadang datang dari partai-partai yang bukan koalisi, tapi kalau bisa dari koalisi itu tentunya lebih baik," tuturnya.***

Editor: Sihab Ulumudin

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler