Network
POTENSIBISNIS - Gunung merapi menjadi satu diantara gunung berapi yang ada di Indonesia dengan status aktif.
Lokasi Lereng sisi selatan merupakan wilayah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaitu Kabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, serta Kabupaten Klaten di sisi tenggara.
Akhir-akhir ini Gunung Merapi, mengalami kenaikan status dari waspada ke siaga.
Baca Juga: Informasi Gunung Merapi Pos Pantau Kabupaten Klaten, Jateng Sebut Grafik Seismik Bergerak Dinamis
Beberapa warga sudah mengungsi terutama kalangan lanjut usia (lansia).
Namun sebagian besar masyarakat belum percaya 100 persen, Gunung Merapi akan meletus meskipun alami kenaikan status menjadi siaga.
Warga Lereng Merapi di Daerah Desa Jrakah Kecamatan Selo Boyolali, Jawa Tengah, sudah dianjurkan untuk mengungsi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali.
Baca Juga: IHSG Hari Ini 10 November: Dibuak Menguat Diiringi Penurunan Suku Bunga Acuan BI
Namun, mereka enggan mengungsi karena memiliki keyakinan turun temurun saat Gunung Merapi erupsi.
Warga meyakini tanda-tanda alam sejak kecil apabila Gunung Merapi Meletus.
Satu diantara tokoh masyarakat Desa Jrakah, Dusun Dukuh Sepi, Atmo Pawiro Singat (77) mengungkapkan pengalaman hidupnya yang tinggal di lereng Gunung Merapi.
Mantan Ketua RW Dukuh Sepi itu mengakui bahwa terdapat tanda-tanda khusus manakala Gunung Merapi meletus.
Baca Juga: Hari Libur Nasional Saat Pemilihan, KPU: untuk Mendorong Kehadiran Masyarakat
Atmo mengungkapkan, bahwa jika Kera, Lutung, Burung dan Celeng sudah turun gunung maka warga percaya bahwa Gunung Merapi akan meletus.
"Biasanya binatang yang menghuni hutan lereng Merapi sudah pada turun ke permukiman warga. Seperti burung, kera, lutung dan celeng (babi hutan)," ungkap Atmo kepada RRI dalam Bahasa Jawa, Rabu 18 November 2020 sebagaimana dikutip PotensiBisnis.com.
Pria yang akrab disapa Mbah Atmo ini juga menjelaskan bahwa hewan-hewan tersebut akan turun manakala Gunung Merapi sudah Erupsi.
Namun, hingga kini Atmo belum menemukan tanda tanda mahluk tersebut turun gunung.
Sehingga warga pun masih bertahan di rumah masing-masing meskipun Merapi sudah dinaikan statusnya ke Siaga, kecuali yang sudah lansia dan balita sudah dievakuasi ke Balaidesa.
Baca Juga: Masih Berlanjut! 3 Tersangka Baru Kasus Kebakaran Kejaksaan Agung Diperiksa Bareskrim
Selain itu, Gunung Merapi apabila hendak erupsi, maka sering terjadi gempa dengan kekuatan yang cukup besar, disertai dentuman dari puncak gunung.
"Biasanya Lindu (gempa) besar terus-menerus sampai lima kali. Sama suaranya gemuruh," ungkap Atmo.
Dengan kondisi seperti ini warga akan segera mengungsi ke tempat yang lebih aman dari letusan Gunung Merapi.***
