Presiden Jokowi menjelaskan dirinya mengetahui sejumlah pelaku usaha kecil dan mikro merasakan penurunan pendapatan atau omzet secara drastis, bahkan hingga 50 persen akibat pandemi COVID-19.
Namun, kata Presiden Jokowi, tekanan di sektor riil tersebut tidak hanya terjadi di Indonesia. Di negara lain, termasuk juga negara-negara maju, tekanan ekonomi justeru dirasakan lebih tinggi.
“Ingat ya negara lain jualan gak laku karena ada lockdown (penutupan wilayah), orang gak boleh bepergian, gak boleh ke mana-mana, gak bisa bayangin, kita patut bersyukur omzet masih Rp300 ribu, Rp200 ribu, Rp100 ribu, disyukuri kita harus bersyukur kepada Allah Subhanahu Wa Taála,” ujar Presiden Jokowi.
Presiden juga berusaha memotivasi pelaku usaha kecil dan mikro agar tidak patah semangat dalam menghadapi tekanan pandemi COVID-19.
“Ini cobaan yang kita hadapi dengan bekerja lebih keras lagi, berusaha lebih keras lagi, tidak ada kata-kata menyerah,” ujar Presiden Jokowi.
Pertemuan dan pemberian bantuan modal kerja secara langsung ini sudah keempat-kalinya dilakukan Presiden Jokowi selama masa pandemi COVID-19.
Penyelamatan usaha kecil dan mikro memang menjadi salah satu fokus Presiden Jokowi di tengah pandemi COVID-19. Dalam rapat terbatas di Juni 2020 lalu, dia meminta jajarannya segera merealisasikan stimulus di bidang ekonomi agar dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh pelaku usaha kecil.
Pemerintah menyiapkan dana sebesar Rp695,2 triliun untuk menangani pandemi Virus Corona dan dampak yang menyertainya, sebagaimana yang tertuang dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).***