AS Suarakan Seluruh Negara Desak Myanmar atas Kebrutalan dan Penangkapan para Wartawan

- 4 Maret 2021, 19:22 WIB
Ilustrasi: Kericuhan yang terjadi atas Kudeta Militer Myanmar.*
Ilustrasi: Kericuhan yang terjadi atas Kudeta Militer Myanmar.* /Pixabay

POTENSI BISNIS – Amerika Serikat (AS) desak otoritas Myanmar agar membebaskan wartawan Associated Press (AP).

Selain itu, lima anggota media lainnya, yang ditangkap saat meliput demonstrasi menentang kudeta militer Myanmar.

Tidak dapat dipungkiri, berita dan tayangan penindakan kekerasan terhadap para demonstran di Myanmar membuat dunia geram.

Baca Juga: Sempat Tak Hadir dalam Sidang Pertama Kasus Video Syur, Kini Gisel Datangi Kejari, Ada Apa?

Pasalnya, laporan yang didapat hingga Rabu, 3 Maret 2021 kemarin, menginforamsikan jika pasukan keamanan Myanmar telah menewaskan sedikitnya 38 orang.

Terlebih lagi, Thein Zaw, (32) wartawan Myanmar untuk kantor berita Associated Press, merupakan satu  di antara enam wartawan yang ditangkap selama meliput demonstrasi.

Mereka dituduh melanggar hukum ketertiban umum, menurut pengacara pihaknya.

Baca Juga: Perempuan yang Gunakan Plat Nomor TNI Palsu untuk Pamer, Akhirnya Meminta Maaf dan Menyesal

Atas kejadian ini beberapa petinggi diberbagai negara geram, hal tersebut juga berlaku bagi Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat, yakni Ned Price.

Ia mengaku dirinya syok dan muak dengan laporan serta tayangan penindakan keras terhadap demonstran.

"Kami sangat prihatin dengan meningkatnya serangan dan penangkapan wartawan," kata Price, dikutip dari ANTARA.

Baca Juga: Tips Menanam Pepaya dan Jahe di Halaman Rumah dengan Benar dan Mudah

"Kami mendesak militer agar segera membebaskan orang-orang ini dan menghentikan intimidasi serta pelecehan terhadap media dan melepaskan mereka yang ditahan secara tidak adil karena menjalankan tugasnya," lanjutnya.

Price juga mengatakan AS, yang telah menjatuhi sanksi kepada para pemimpin kudeta dan sejumlah perusahaan militer, sedang mempertimbangkan langkah-langkah kebijakan lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban militer Myanmar.

Dengan menyebut Myanmar dengan sebutan Burma, Price menyerukan kepada semua negara untuk angkat bicara dan mengecam perbuatan militer Myanmar terhadap rakyatnya sendiri.

Baca Juga: Gunakan Plat Nomor Palsu, Ini Motif Perempuan Cantik yang Ditangkap Puspom TNI di Bandung

"Kami menyeru semua negara untuk berbicara dengan satu suara mengecam kekerasan brutal militer Burma terhadap rakyatnya sendiri dan untuk mendesak pertanggungjawaban atas tindakan militer, yang telah menelan begitu banyak korban jiwa di Burma," kata Price.

Sebelumnya, pada pertengahan bulan Februari saat protes berlangsung di di Ibu Kota Yangon, tepatnya pada Jumat 26 Februari 2021.

Satu di antara wartawan Harian Bisnis Nekkei Jepang bernama Yuki Kitazumi, ditangkap polisi Myanmar.

Hal tersebut diketahui media, saat seorang warga Myanmar bernama Linn Nyan Htun, mengabarkan kejadian penangkapan Yuki Kitazumi melalui akun Facebook-nya.

"Ia dipukul di bagian kepala, tetapi tidak terlalu membahayakan, karena ia mengenakan helm,” katanya.

Sebenarnya, Linn Nyan Htun mengaku tidak melihat Yuki Kitazumi.

“Tetapi saya mendapat pesan darinya melalui aplikasi perpesanan sekitar pukul 11.30 waktu setempat, bahwa ia ditangkap. Setelah itu komunikasi kami terputus,” lanjutnya.

Mengetahui hal tersebut, Linn Nyan Htun pun langsung menghubungi Kedutaan Besar Jepang di Myanmar.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x