POTENSIBISNIS - Hari kedua ribuan orang turun ke jalan di kota terbedar Myanmar pada Minggu, 7 Februari 2021.
Hal tersebut dilakukan untuk memprotes penggulingan kekuasaan sipil dan penahanan oleh Junta Militer terhadap pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pekan lalu.
Dengan membawa balon berwarna merah, para ngunjuk rasa di Yangon itu 'Warna merah yang mewakili Liga Nasional Aung San Suu Kyi untuk Partai Demokrasi (LND).
Baca Juga: CEK FAKTA: Dikabarkan PSBB Jawa dan Bali Diperpanjang hingga 28 Maret 2021, Ini Penjelasannya
Mereka juga meneriaki "Kami tidak ingin kediktatoran militer!, Kami ingin Demokrasi".
Bahkan hingga menjelang malam hari, sekitar 100 orang juga berkumpul di kota pesisir Mawlamine di tenggara dan mahasiswa serta dokter berkumpul di kota Mandalay.
Selain itu, Kudeta Militer Myanmar pun dikecam para pemimpin dua hingga Sekjen Perserikatan Bangsa-Bansa (PBB), Antonio Guterres.
Mereka mendesak pemimpin Militer Myanmar melepaskan kekuasaan yang direbutnya dan membebaskan para politisi.
Baca Juga: 6 Soundtrack Drama Korea Mr. Queen yang Membuat Kecanduan
Namun Militer Myanmar berargumentasi bahwa Pemilu yang dimenangkan Aung San Suu Kyi itu berlangsung tak jujur.