"Diktator militer, gagal, gagal, Demokrasi, menang, menang," teriak pada demonstran itu.
"Melawan kediktatoran Militer," demikian tulisan spanduk yang diusung para peserta unjuk rasa itu.
Banyak di antara mereka yang mengenakan pakaian warna merah khas NLD, dan beberapa orang juga membawa bendera-bendera merah.
Demonstrasi pada Sabtu, 6 Februari 2021 itu merupakan tanda pertama kerusuhan jalanan di Myanmar.
Myanmar merupakan negara yang dalam sejarahnya diwarnai dengan serangkaian tindakan keras berdarah terhadap pengunjuk rasa.
Baca Juga: Pakar Memprediksi Pandemi Covid-19 Bertahan Hingga 7 Tahun ke Depan
Demonstransi anti kudeta tersebut juga berlangsung di Melbourne, Australia, serta Taipei, Ibu Kota Taiwan.
Sebelumnya, gerakan pembangkangan sipil telah berkembang di Myanmar sepanjang minggu ini.
Gerakan itu ditandai dengan aksi mogok kerja, di antaranya dilakukan para dokter dan guru.