Fadli Zon Ketakutan Buzzer Rusak BUMN, Irma Chaniago: Anda Siapa?

14 April 2021, 15:27 WIB
Irma Suryani (kiri) menilai, ucapan Fadli Zon (kanan) yang ingatkan BUMN jangan rekrut buzzer sebagai komisaris adalah tuduhan serius dan tidak benar. Panas Penceramah Pelni Disebut Radikalis oleh Kang Dede tim sukses Jokowi. Anggota DPR, Fadli Zon ketakutan buzzer rusak BUMN. /Tangkapan layar YouTube.com/tvOneNews

 

POTENSI BISNIS – Adu mulut terjadi saat Fadli Zon dan Irma Chaniago. Debat panas ini bermulai saat Fadli Zon sebut dampak buzzer jika diberi jabatan.

Irma Chaniago langsung bereaksi, dengan menyebut Fadli Zon tidak boleh asal menuduh

Perdebatan ini terjadi diacara kanal YouTube tvOneNews yang diunggah Selasa, 13 April 2021 yang kemudian dikutip potensibisnis.pikiran-rakyat.com.

Baca Juga: Jelang Duel PSM Makassar vs Persija Semifinal Piala Menpora, Syamsuddin: Wanggai Saya Tampilkan Besok

Baca Juga: Bank BRI Tutup Operasional di Aceh, Buntut Penerapan Kebijakan Qanun

Di acara tersebut tengah mengupas tentang pembatalan pengajian di lingkungi Pelni.

Fadli Zon menyangkal dan mengatakan, dirinya sebagai anggota DPR sudah seharusnya mengingatkan BUMN.

“Saya sebagai anggota DPR harus mengingatkan, jangan sampai seperti itu. Karena dijamin hak warga untuk menjalankan agama dan kepercayaan,” tutur Fadli Zon.

Mendengar bantahan Fadli Zon, Irma Chaniago menilai bahwa apa yang dikatakan Fadli Zon merupakan fitnah.

Baca Juga: Kemendikbud Luncurkan Pertukaran Pelajar Merdeka, Mahasiswa Bisa Kuliah di Kampus Lain

Baca Juga: Gempa Magnitudo 5,1 SR Guncang Lebak-Banten

“Ini menurut saya fitnah lagi. Tidak ada penceramah dilarang di Pelni. Tidak ada pengajian yang dilarang di Pelni,” kata Irma Chaniago geram.

“Tapi dikatakan, yang menjadi panitia itu terlibat radikalisme. Apa maksudnya?,” tanya Fadli Zon.

“Kalau soal itu kan soal internal Pelni. Apa urusannya dengan Anda juga? Anda siapa mau mengatur-ngatur BUMN, tidak bisa,” tegas Irma Chaniago.

Ramai diberitakan PT Pelni yang tidak mengizinkan diselenggarakannya pengajian di Bulan Ramadhan.

Berita soal PT Pelni tersebut secara otomatis menjadi perhatian dari banyak pihak.

Bahkan beredar narasi jika PT Pelni diisukan fobia Islam.

Polemik yang terjadi di PT Pelni tersebut, disoroti oleh Fadli Zon yang merupakan Anggota DPR.

Fadli Zon berpendapat, sudah sepuluh tahun tidak terjadi masalah ketika orang mengadakan pengajian.

Fadli Zon menduga, apa yang terjadi saat ini (pengajian dilarang), diduga berkaitan dengan berbagai hal seperti Pilkada DKI Jakarta, dan adanya ulama-ulama yang kritis.

“Ini fenomena yang menurut saya ada fobia terhadap Islam,” tutur Fadli Zon.

Fadli Zon berpendapat, fobia Islam termasuk penyakit.

Selain itu, Fadli Zon menyayangkan karena kejadian tersebut ada di PT Pelni yang merupakan BUMN.

“Sayang sekali sebuah BUMN (PT Pelni) dikenal sebagai objek pembicaraan bukan karena prestasinya, tapi karena ada komisaris independennya yang mengatakan yang menimbulkan perdebatan di masyarakat yang tidak perlu. Justru merugikan Pelni sendiri,” kata Fadli Zon.

Fadli Zon kemudian dengan tegas mengatakan, seharusnya BUMN tidak merekrut buzzer.

“Seharusnya BUMN jangan merekrut buzzer. Rekrut orang-orang yang memiliki kompetensi di bidangnya,” tutur Fadli Zon.

Pernyataan Fadli Zon jika BUMN merekrut buzzer dibantah keras oleh Irma Chaniago selaku Komisaris Pelindo I.

Menurutnya, Fadli Zon jangan suka menuduh BUMN dengan narasi sembarangan, apalagi Fadli Zon mengatakan bahwa BUMN seharusnya tidak merekrut buzzer.

“Jangan suka menuduh-nuduh bahwa BUMN ini istilahnya mengambil komisaris dari buzzer-buzzer."

"Itu menurut saya tidak boleh sembarangan disebutkan seperti itu,” ujar Irma Chaniago.

Irma Chaniago menegaskan, BUMN merekrut orang-orang dari berbagai tempat, bahkan dari berbagai institusi.

“Tidak ada yang boleh menyebut BUMN merekrut buzzer."

"Tidak bijak bicara seperti itu. Lebih bagus kita fokus masalahnya apa, agar masalah ini tidak menjadi kegaduhan baru lagi,” tegas Irma Chaniago.***

 

Editor: Awang Dody Kardeli

Tags

Terkini

Terpopuler