BI Laporkan Utang Luar Negeri Indonesia Mencapai Rp5.935 triliun per-April 2021

- 16 Juni 2021, 10:27 WIB
Logo Bank Indonesia
Logo Bank Indonesia /Pikiran Rakyat


POTENSI BISNIS - Utang luar negeri (ULN) Indonesia mencapai USD415,6 miliar atau sepat alami penurunan pada akhir kuartal I 2021.

Berdasarkan laporan Bank Indonesia (BI) angka itu turun 0,4 persen dibandingan posisi ULN triwulan IV 2020, yang mencapai USD417,5 miliar atau Rp5.796 triliun.

Menurut Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kominikasi BI, Erwin Haryono perkembangan ini didorong penurunan posisi ULN pemerintah.

Baca Juga: Jadwal Penukaran Uang Lebaran 2021, BI Sudah Siapkan Cara Ini

Meski demikian, secara tahunan ULN triwulan I 2021 naik 7,0 persen dibandingan dengan pertumbuhan kuarta sebelumnya yakni 3,5 persen.

Bahkan BI melaporkan, Utang Luar Negeri Indonesia per-akhir April 2021 mencapai USD418,0 miliar atau sebesar Rp5.935 triliun.

Erwin Haryono juga menyatakan, angka ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yakni sebesar USD415,6 miliar setara Rp5.910 triliun.

Baca Juga: Satu Tahun Jokowi-Ma'ruf, Indef Soroti Utang Pemerintah: Bayi Baru Lahir Menanggung Rp20,5 Juta

Kemudian, kata Erwin, pertumbuhan ULN pada April 2021 ini naik sebesar 4,8 persen secara tahunan.

Namun, lebih rendah dari pertumbuhan bulan sebelumnya, yakni sebesar 7,2 persen secara tahunan.

"Perkembangan itu didorong oleh perlambatan pertumbuhan posisi ULN pemerinta dan ULN swatsa," kata Erwin melalui keterangan tertulis, pada Selasa, 15 Juni 2021.

Erwin juga merincikan ULN pemerinta di bulan April 2021 tercata sebesar USD206,0 miliar atau Rp2.925 triliun atau lebih tinggi USD203,4 miliar pada bulan sebelumnya.

Akan tetapi, Erwin mengatakan, apabila melihat pertumbuhannya yang sebesar 8,6 persen secara tahunan. Maka angka ini melambat dibandingakn dengan pertumbuhan pada Maret 2021 sebesar 12,6 persen acara tahunan.

"ULN pemerintah tumbuh pada bulan April 2021 seiring dengan penarikan neto pinjaman luar negeri yang digunakan untuk mendukung pembiayaan program dan proyek di antaranya program inklusi keuangan," ujarnya.

Kemudian, di samping itu Erwin menuturkan sentimen positif kepercayaan pelaku pasar global yang tetap terjaga, mendorong investor asing kembali menempatkan investasi portofolio di pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik.

Kendati demikian, ia mengatakan, ULN Pemerintah tetap dikelola secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel untuk mendukung belanja prioritas, termasuk upaya penanganan pandemi Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

Dalam hal ini, Erwin turut merinci antara lain mencakup sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib dengan pangsa 17,7, dan persen dari total ULN pemerintah.

Serta sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencapai 17,1 persen, sektor jasa pendidikan 16,3 persen, sektor konstruksi 15,3 persen, dan sektor jasa keuangan dan asuransi 12,8 persen.

Demikian, Erwin mengatakan ULN swasta pada April 2021 tercatat sebesar US$ 209,0 miliar setara Rp2.967 triliun, atau turun tipis dari posisi bulan sebelumnya yang sebesar US$ 209,4 miliar.

“Ini didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 78,4 persen terhadap total ULN swasta,” tutur Erwin.***

Artikel ini telah tayang sebelumnya di Pikiran-Rakyat.com, "Utang Luar Negeri Indonesia Diungkap, Bank Indonesia: Per April 2021 Mencapai Rp5.935 Triliun".

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x