Howard Schultz Sang Pemilik Starbuck, Menjalani Masa Kecil Sebagai Loper Koran

- 7 Agustus 2020, 07:30 WIB
Howard Schultz
Howard Schultz /wallpapercave.com


POTENSI BISNIS - Howard Schultz pemilik Starbucks kopi, menjalani kehidupan yang pahit di awal kariernya. Pria kelahiran New York 19 Juli 1953 berasal dari keluarga yang miskin.

Memiliki ayah yang sedang menjalani perawatan karena mengalami kecelakaan, Howard berjuang membantu pengobatan ayahnya di usia yang masih belia yakni ketika ia berumur 7 tahun.

Berbagai jenis pekerjaan ia jalani, umur 12 tahun ia memiliki pekerjaan sebagai loper koran dan penjaga toko. Meskipun demikian mampu meneruskan jenjang pendidikan sampai ke perguruan tinggi.

Baca Juga: Abdurrahman Bin Auf, Cara Kaya Tanpa Modal

Howard yang pandai dalam berorlahraga mampu meneruskan pendidikan ke jenjang perkuliahan melalui beasiswa di Northen Michigan University.

Lulus mendapakan gelar sarjana komunikasi di tahun 1975 membuat ia diterima di perusahaan tekhnologi Xerox sebagai sales manager. Sebelum akhirnya ia meneruskan karier pekerjaanya di perusahaan asal Swedia, Hamamplast.

Dia Bekerja sebagai penjual peralatan rumah tangga, termasuk menjual mesin kopi di perusahaan asal Swedia ini. Howard saat itu mulai mengenal dunia kopi.

Berkat pekerjaanya ia pun mengenal Starbuck. Sebuah kedai kopi kecil yang didirikan oleh Jerry Baldwin, Zev Siegl dan Gordon Bowker. Dia melihat perusahaan Starbucks berkembang pesat.

Howard menghubungi pimpinan perusahaan Starbuck dan mengajukan lamaran pekerjaan. Pria itu akhirya diterima oleh Starbuck sebagai marketing.

Setelah satu tahun bekerja, Howard dikirim ke Italia untuk mempelajari cara membuat kopi. Disana pengetahuannya tentang kopi bertambah dan pemikirannya semakin terbuka.

Ketika howard berada di Italia, dia melihat pengunjung kopi sangat betah berjam-jam untuk meminum secangkir kopi. Muncul pemikiran bahwa konsep yang sama bisa diterapkan juga di Starbuck tempat ia bekerja.

Dia sejenak berpikir bahwa konsep bisnis Starbucks harus di ubah, bukan sekedar menjual kopi, tapi tempatnya harus menjadi kafe nyaman agar pengunjung bisa berlama lama disana.

Baca Juga: Orang Terkaya di China, Pernah Ditolak Masuk Sekolah Dasar Karena Gagal Ujian Matematika

Dikutip PotensiBisnis.com dari warta ekonomi, Setelah selesai belajar di Italia, dia menceritakan gagasannya kepada pimpinan Starbuck. Bukannya disambut hangat, konsepnya malah ditolak.

Karena gagasan yang ia tawarkan ditolak, akhirnya dia keluar dari perusahaan dan membuat kafe sendiri dengan konsep yang dianggap ideal olehnya.

II Gionarle adalah kedai kopi yang ia ciptakan dengan modal USD 1,7 juta saat itu. Kedai itu berdiri menggunakan konsep kedai kopi Italia.

Howard meminta bantuan kepada 242 orang, namun sebanyak 217 orang menolaknya mentah-mentah, sebelum akhirnya sukses membawa Il Giornale di hati masyarakat. Il Giornale berkembang pesat meninggalkan kedai kopi Starbucks yang lebih dahulu didirikan.

1992 adalah tahun bersejarah bagi Howard. Dia mampu membeli seluruh saham Starbucks sekaligus menjadi pimpinan Starbucks Corporation.

Kopi Starbucks
Kopi Starbucks pixabay/twalmedia

Perkembangan Selanjutnya, kopi Starbucks banyak disukai oleh masyarakat. Pada tahun yang sama, perusahaan pun melantai bursa dan mampu membuka 165 kedai Starbucks di Amerika Serikat.

Kesukesan Howard pun menarik perhatian dunia hingga pada tahun 2000, Starbucks menjadi perusahaan global dengan total 3500 kedai kopi yang tersebar di seluruh negara.

Meski telah sukses, Howard tetap memperhatikan kesejahteraan karyawannya. Starbucks terenal dengan perusahaan yang memberikan jaminan kesehatan yang besar untuk karyawannya.

Meskipun saat ini Howard sudah tidak memimpin Starbucks sebagai CEO, tapi dia masih menjadi pemilik dari raksasa kopi tersebut.***

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x