Antisipasi Letusan Gunung Merapi, Kemensos Siapkan Tenda Khusus untuk Para Pengungsi

- 18 November 2020, 20:02 WIB
Kemensos saat di Subang
Kemensos saat di Subang /Tim Aksarajabar


POTENSIBISNIS - Kementerian Sosial (Kemensos) menyiapkan sejumlah tenda khusus yang diberi sekat untuk mengantisipasi, dan menampung pengungsi apabila terjadi letusan Gunung Merapi di Provinsi Jawa Tengah.

"Kami menempatkan beberapa tenda. Tenda ini jenis baru, ada sekat-sekat, jadi tak bercampur apabila diisi para pengungsi," kata Menteri Sosial Jualiari P. Batubara, di Jakarta pada Rabu, 18 November 2020.

Mensos pun mengatakan, pihaknya sengaja menyiapkan sejumlah tenda khusus tersebut agar saat pengungsi berada di dalam tidak bercampur baur yang berpotensi terjadinya penyebaran Covid-19.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Trans 7: Mata Najwa 'Pilah Pilih Urus Pandemi' Cek Link di Sini

"Ini karena terkait situasi pandemi Covid-19, sehingga harus ada sekat dan tidak berkumpul satu titip sekaligus," ujarnya.

Tak hanya itu, Kemensos juga sudah menyiapkan gudang-gudang di lokasi pengungsian untuk kebutuhan logistik masyarakat yang terdampak.

Sehingga bila terjadi letusan Gunung Merapi, tenda penampungan mupun logistik sudah tersedia.

Kendati demikian, ia berharap dan mengajak semua masyarakat di Tanah Air agar berdoa supaya Gunung Merapi tidak erupsi yang dapat membahayakan keselamatan warga sekitar.

Baca Juga: Menko Airlangga: Digitalisasi UMKM Merupakan Agenda Besar Pemerintah

Selain itu, relawan tagana dari daerah sekitar, seperti Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah duah siap dikirim ke lokasi apabila terjadi bencana letusan Gunung Merapi tersebut.

Secara umum, saat ini Provinsi DIY Yogyakarta telah menetapkan status tanggap darurat.

Dengan demikian semua kementerian dan lembaga diharapkan dapat turut berpartisipasi dalam mengantisipasi bila terjadi erupsi Gunung Merapi.

Seperti dilansir dari ANTARA, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan suara guguran dari Gunung Merapi terdengar sebanyak tiga kali berdasarkan periode pengamatan, pada Rabu 18 November 2020, pukul 00.00-06.00 WIB.

Baca Juga: Kemendikbud Salurkan Bantuan Subsidi Upah untuk Pendidik dan Tenaga Kependidikan Non-PNS

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, suara guguran Gunung Merapi aktif itu terdengar dengan intensitas sedang hingga cukup keras pada pukul 04.45 WIB di Babadan, Jrakah, Kaliurang.

Pada periode pengamantan tersebut, BPPTKG juga mencatat 17 kali gempat guguran dengan amplitudo 3-65 mm selama 13-122 detik.

Kemudian enam kali gempa hembusan dengan amplitudo 3-15 mm selama 9-29 detik. 44 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-26 mm selama 5-14 detik serta 9 kali gempa vulkanik dangkat dengan amplitudo 42-75 mm selama 16-47 detik.

Berdasarkan pengamatan visual di puncak Gunung Merapi, asap kawah teramati berwarna putih dengan intesitas sedang hingga tebal serta mencapai tinggi 20 meter di atas puncak kawah.

Cuaca di Gunung Merapi tersebut berawan dan mendung, angin bertiup lemah ke arah barat. Suhu udara 15-21 derajat selsius, kelembaban udara 72-95 persen, dan tekanan udara 567-686 mmHg.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x