Network
POTENSI BISNIS - Rancangan Undang-undang (RUU) Cipta Kerja yang disahkan menjadi Undang-undang (UU) oleh DPR RI menuai banyak komentar baik yang sepakat ataupun menolak. Gelombang penolakan terjadi di berbagai daerah dengan aksi demonstrasi tolak RUU Omnibus Law Ciptaker oleh kelompok-kelompok buruh.
Para demonstran menyuarakan penolakan dan mosi tidak percaya terhadap DPR dan pemerintah terkait proses pengesahan dan pasal-pasal yang dianggap bermasalah serta merugikan masyarakat.
Kelompok buruh sudah turun di berbagai daerah sejak tanggal 6 Oktober 2020 sampai hari ini 8 Oktober 2020. Seperti yang telah diberitakan sebelumnya dalam laman PotensiBisnis.com.
Baca Juga: Demo Mahasiswa dan Buruh di Istana Negara Dipastikan Tak Ditemui Presiden Jokowi, Begini Alasannya
Selain unsur buruh, mahasiswa juga sudah bergerak di tiap daerah bersama dengan buruh. Bahkan untuk menyuarakan aspirasi menolak UU Omnibus Law Ciptaker. Bahkan seruan aksi dari berbagai kelompok sudah dilayangkan untuk turun aksi.
Aliansi BEM Seluruh Indonesia juga menyerukan agar seluruh mahasiswa dari Sabang sampai Merauke untuk turun aksi ke 'Istana Rakyat'. Pengesahaan UU Omnibus Law Ciptaker dianggap sebuah penghianatan terhadap rakyat.
"05 Oktober 2020 menjadi hari duka dan penghianatan sekaligus jadi sumbol atas matinya hati nurani para DPR terhadap rakyat Indonesia dengan disahkannya Omnibus Law menjadi sebuah undang-undang di tengah kondisi negara yang sedang sakit." Tulisnya di akun Instagram @bem_si, 7/10/2020.
Baca Juga: Tolak RUU Cipta Kerja, PB PMII Layangkan Sikap dan Buka Posko Pengaduan Aspirasi
Dari seruan tersebut, selain buruh mahasiswa juga mengadakan aksi nasional tolak RUU Omnibus Law Ciptaker pada hari ini di Jakarta. Lebih tepatnya mereka menyebut di 'Istana Rakyat'.***
