Baca Juga: Jarang diKetahui, Ini 6 Manfaat Daun Kelor bagi Kesehatan
Data menunjukkan bahwa tingkat konsentrasi PM2.5 di Jakarta pada saat itu mencapai 45,4ug/m3.
Ini setara dengan 9,1 kali lipat dari nilai panduan kualitas udara tahunan yang ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Partikel PM2.5 adalah partikel-partikel kecil dalam udara yang dapat dengan mudah masuk ke dalam saluran pernapasan manusia dan bahkan dapat mencapai aliran darah, menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang.
Selain tingkat polusi dan konsentrasi PM2.5, beberapa faktor lainnya juga berperan dalam menentukan kualitas udara pada pagi itu.
Suhu udara di Jakarta pada pagi hari itu mencapai 27 derajat Celcius, dengan tingkat kelembaban sebesar 84 persen.
Angin bergerak dengan kecepatan 5,5 km/jam, dan tekanan udara sekitar 1011 mbar.
Faktor-faktor cuaca ini dapat mempengaruhi sejauh mana polutan udara tersebar dan bertahan di udara.
Dalam indeks kualitas udara, Jakarta saat itu menempati peringkat ke-7 di dunia dengan indikator warna orange.