Akademisi Paramadina : Gunakan Medsos Secara Bijak Ciri Kedewasaan Milenial

- 11 Agustus 2020, 16:36 WIB
Tangkapan layar diskusi webinar GPPI/
Tangkapan layar diskusi webinar GPPI/ //Pipin L Hakim/PotensiBisnis.com

POTENSI BISNIS - Puluhan mahasisiwa Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII) mengikuti diskusi webinar.

Akademisi Universitas Paramadina Faris Budiman Annas, M.Si mengatakan, terdapat 10 media yang paling diminati oleh masyarakat di dunia.

"Dari 10 media sosial yang paling diminati, tiga di antaranya yaitu Youtube, disusul Wahtsapp dan yang ketiga Facebook," kata Faris pada Senin 10 Agustus 2020.

Baca Juga: di Tengah Pandemi, Kang Emil Sebut Ada Tiga Anomali Penggerak Ekonomi Jabar

Sebagaimana PotensiBisnis.com mengutip dari rilis yang diterima pada Selasa 11 Agustus 2020. Menurutnya, informasi yang dengan mudahnya dapat kita akses dimanapun, dan kapan pun tidak lepas dari informasi yang bersifat Hoax.

Dalam webinar yang bertajuk, "Mengkampanyekan Nilai-nilai Pancasila Melalui Media Sosial".

Faris menjelaskan, bahwa media terbagi dalam dua bagian, pertama adalah mediasi dan kedua mediatisasi.

"Mediasi atau mediation merupakan sarana untuk pertukaran pikiran. Medai dalam artinya yang luas bisa berbentuk apa saja, misalnya benda-benda disekitar," ujarnya.

Baca Juga: Disebut Predatos Seks, Turah tak Terima dengan Tuduhan Itu Klarifikasi Melalui Youtube

Namun seiring dengan kemajuan teknologi, kata Faris, semakin pula meningkat hingga yang terbaru itu ada skinput teknologi, segala informasi dari situ bisa diraih dengan sangat mudah.

"Hoax sendiri terbagi ke dalam dua jenis, yaitu disinformation," ungkap pria yang juga sebagai dosen muda Ilmu Komunikasi Univ. Paramadina itu.

Disinformation, kata Faris, merupakan istilah untuk jenis hoax yang dibuat sengaja, realitas dipelintir demi kepentingan pihak-pihak tertentu.

"Kemudian yang kedua Misinformation atau Honest Mistake merupakan informasi bohong yang tidak sengaja tersebar dan tidak begitu memberikan dampak buruk bagi masyarakat luas," jelasnya.

Faris pun berpesan agar bijak menggunakan media sosial, sebab itu menjadi ciri kedewasaan milenial. Menamkan esensi Pancasila sebagai instrumen bernegara untuk membumikan nilai Pancasila.

Baca Juga: Kisah Sukses: Dibalik Media Reuters David Thomson ialah Orang Terkaya di Dunia

Disinggung mengenai sejauh mana media sosial bisa memberikan manfaat yang positif, Faris mencontohkan pada kasus pembunuhan terhadap sesorang berkulit hitam di AS.

"Kasus tersebut terungkap melalui rekaman video. Dan itu jelas membantu selaras dengan kutipan 'Noam Chomsky'. Teknologi pada dasarnya Netral, ini seperti palu. Palu tidak perduli apakah Anda menggunakannya membangun rumah atau memukul." imbuhnya.

Bijaklah dalam menerima informasi, sekali lagi Faris berpesan, menelaah kebenaran dan manfaat sebelum membagikan informasi. Kabar baik juga datang dari Kominfo yang menciptakan ruang sarana pengaduan untuk lebih aware terhadap informasi yang dikenal dengan Aduankonten.com.

"Jika merasa ragu terkait sebuah informasi yang Anda dapatkan bisa langsung mengadukannya," ucapnya.***

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x