Selama ini, pihaknya selalu memberi rekomendasi kepada pemerintah daerah agar perekonomian tetap tumbuh. Namun, pandemi virus Covid-19, yang saat ini terjadi memang tidak bisa dihindari.
Herawanto menjelaskan terdapat sekitar 1,5 juta pelaku UMKM di Jawa Barat, yang jika tumbuh dengan baik mampu memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian. "Ini jumlah paling banyak di Nusantara," paparnya.
Meskipun, tambah dia, selama ini perekonomian Jawa Barat bertumpu pada sektor manufaktur, hal itu tidak terlihat akibat pandemi virus Covid-19.
"Kekuatan Jabar ada di sini (manufaktur), akan tetapi ini butuh waktu. Yang bisa segera didorong adalah ekonomi kreatif, dan UMKM," imbuhnya.
Baca Juga: Selama 14 Hari Kedepan, Pemkab Majalengka Tutup Seluruh Objek Wisata
Oleh karena itu, sejalan dengan tugasnya dalam memelihara kestabilan harga melalui pengembangan ekonomi dan advisor kebijakan kepada pemerintah daerah, Bank Indonesia Jawa Barat secara aktif mengembangkan program UMKM, salah satunya UMKM yang berada di sektor ekonomi kreatif (Ekraf).
Dia menilai, bahwa Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah unit usaha ekraf terbesar di Indonesia dan menjadi potensi yang dapat terus dikembangkan.
"Ekraf Jawa Barat mampu menjadi salah satu pendorong percepatan pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi, tidak hanya bagi perekonomian Jawa Barat, tapi juga nasional," ucapnya.
Dengan begitu, kata dia, dalam mewujudkan upaya tersebut diperlukan sinergi dan koordinasi antara berbagai pihak yang terkait.
"Salah satu wujud nyata sinergi pemerintah, Bank Indonesia dan perbankan Jawa Barat dalam upaya mendukung Ekraf tersebut ialah melalui penyelenggaraan event Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ)," ungkapnya.