Korupsi Boleh Asal Ekonomi Bagus, Mahfud MD: Banyak Termakan Bohong

- 3 Mei 2021, 19:01 WIB
Menkopolhukam Mahfud MD.
Menkopolhukam Mahfud MD. /Tangkapan layar instagram.com/@mohmahfudmd


POTENSI BISNIS - Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) menyatakan, 'korupsi boleh asal ekonomi bagus' itu bohong.

Menurutnya, satu di antaranya sahabatnya turut termakan hoaks, oleh karenanya ia membuat penjelasannya.

Akan tetapi, kata Mahfud MD untuk yang lain, yang biasa mengunyah hoaks, dirinya merasa tak perlu mengklarifikasi.

Baca Juga: Varian Baru Virus Corona Sudah Masuk Indonesia, Menkes Budi: Isolasi Harus Segera Dilakukan

Seperti diunggahnya, lewat akun Twitter @mohmahfudmd menyatakan, banyak termakan bohong.

"Bnyk termakan bohong. Katanya sy bilang "korupsi boleh asal ekonomi bagus". Itu bohong. Krn sahabat sy @mashikam ikut kemakan hoax itu maka sy buat penjelasan ini utk Mas Hikam. Utk yg lain, yg biasa mengunyah hoax, tak perlu sy klarifikasi," kata Mahfud MD dikutip pada Senin 3 Mei 2021.

Cuitan Mahfud MD soal pernyataannya yang diperlintir membolehkan korupsi.*
Cuitan Mahfud MD soal pernyataannya yang diperlintir membolehkan korupsi.* Twitter/@mohmahfudmd

Beberapa watu lalu, Mahfud MD mengatakan, satu di antara media itu mengambil kesimpulan yang atas pernyataan yang dilontarkan saat jadi pembicara di talkshow Tadarus Demokrasi II.

Baca Juga: Ini Pelajaran Berharga yang Dipetik Bek Muda Persib Bandung

Bertajuk, Ekonomi dan Demokrasi, yang diselenggarakan Lembaga MMD Initiative di Jakarta pada Sabtu, 1 Mei 2021.

Oleh karena itu, sahabat lamanya Muhammad S.A Hikam bahkan sampai percaya atas pernyataan tersebut yang dari Mahfud MD.

“Pak Hikam percaya saya bilang begitu? Saya bilang korupsi bisa dimaklumi demi kemajuan? Bahwa saya bilang untuk mencapai kemajuan ekonomi pemerintah boleh membiarkan korupsi? Itu semua permainan medsos yang omong kosong. Tak ada itu,” kata Mahfud meluruskan berita negatif atas pernyataannya yang dipelintir.

Baca Juga: Penerbangan Rute Jakarta - Wuhan Dibuka Setiap Selasa, Ini Kata Kemenhub

Mahfud mengungkapkan, saat ia berbicara tentang materi yang diberitakan itu, banyak ahli dan peserta yang menyaksikannya.

“Saya berbicara itu didengar oleh Saiful Mujani, Halim Alamsyah, dan Faisal Basri yang bergabung kemudian sebagai narsum webinar. Juga didengar oleh ratusan peserta webinar. Saya yang membuka webinar itu. Terlalu amat bodoh kalau saya bilang begitu,” katanya.

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini kembali menerangkan apa yang dia utarakan saat webinar.

Kata Mahfud, di negara kita, korupsi sudah meluas ke berbagai lini. Ada yang bilang itu karena demokrasi kita kebablasan.
Korupsi dibangun melalui jalan demokrasi alias menggunakan mekanisme demokrasi.

“Mari kita sehatkan demokrasi agar bisa mempercepat kemajuan ekonomi. Jangan seperti sekarang, demokrasinya membuat korupsi terjadi di berbagai lini. Korupsi sekarang dapat dikatakan dibangun melalui proses dan cara yang demokratis. Itu rasanya membuat kita sesak dan hampir putus asa,” kata Mahfud menjelaskan.

Mahfud MD mengajak publik tak perlu terlalu kecewa. Jangan putus asa, bangsa ini harus terus berjuang, melawan korupsi dan menyehatkan demokrasi.

Alasannya, karena negara kita merdeka, maka negara mengalami kemajuan dalam jumlah turunnya angka kemiskinan secara konsisten dari waktu ke waktu.

Tahun 1966 saat Bung Karno turun, angka kemiskinan tersisa 54 persen dari sebelum merdeka yang mungkin lebih dari 99 persen.

Saat Soeharto jatuh tahun 1998 angka kemiskinan tersisa 18 persen. Pada era reformasi setelah melalui Presiden Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY (1998-2014) jumlah orang miskin turun lagi tinggal 11,9 persen.

Pada akhir pemerintahan Jokowi I (2019) turun lagi tinggal 9,1 persen dan tahun 2020 naik krn ada pandemi Covid-19 menjadi 9,7 persen, seperti yang terjadi di seluruh dunia.

“Jadi karena kita punya negara merdeka maka kita bisa menurunkan jumlah orang miskin dari waktu ke waktu, meskipun banyak korupsinya, apalagi kalau tidak ada korupsi. Itu pernyataan saya,” ujar Mahfud.

Jadi, lanjut Mahfud, dua statement tersebut berbicara dua hal yang berbeda, yang tak punya hubungan kausalitas.

Pertama, demokrasi kita dianggap sudah kebablasan sehingga melahirkan banyak korupsi. Ini harus diperbaiki sebagai bagian dari upaya melawan korupsi.

Kedua, karena negara kita merdeka, maka angka kemiskinan turun secara konsisten dari waktu ke waktu.

Meski banyak korupsi, berkah kemerdekaan itu telah menurunkan angka kemiskinan secara konsisten dari waktu ke waktu, apalagi jika tidak ada korupsi.

“Banyaknya korupsi itu fakta, turunnya angka kemiskinan itu fakta lain yang tak ada hubungan kausalitas. Di mana selenco-nya,” kata dia.***

Editor: Pipin L Hakim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x