Polisi Tembak Mati 7 Anggota MIT, 11 Lainnya Masih dalam Pengejaran

- 3 Desember 2020, 12:45 WIB
 Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Awi Setiyono. /Foto: humas.polri.go.id/

POTENSIBISNIS – Polisi menembak mati tujuh anggota kelompok Muhajidin Indonesia Timur (MIT) Ali Kalora. Sementara 11 anggota sisanya masih dalam pemburuan.

Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan pemburuan dilakukan oleh Satgas Tinombala dan Densus 88 Antiteror Polri bersama tim gabungan lainnya.

Sebanyak 11 anggota MIT yang diburu, diantaranya Ali Ahmad alias Ali Kalora, Qatar alias Farel alias Anas, Askar alias Jaid alias Pak Guru, Nae alias Galuh alias Mukhlas, dan Khairul alias Irul alias Aslam.

Baca Juga: Zodiak 3 Desember, Ini Buat yang Libra, Scorpio, dan Sagitarius: Asmaramu Diganggu, Lagi Sensi Yah?

Selain itu ada Jaka Ramadhan alias Ikrima alias Rama, Alvin alias Adam alias Alvin Anshori, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata, Ahmad Gazali alias Ahmad Panjang, dan Abu Alim alias Ambo.

"Terkait 11 orang itu, dari keterangan saksi seperti kemarin menyaksikan kan kurang lebih 10 orang. Kan begitu, namanya juga orang panik, tapi kurang lebih itu kan juga bisa kita lihat kan," kata Brigjen Pol Awi Setiyono, Kamis 3 Desember 2020. Dikutip Potensibisnis.com dari PMJ News.

Menurut kepolisian, kelompok tersebut diprediksi terus bergerak dalam kondisi terdesak.

Baca Juga: Zodiak 3 Desember: Ini Buat yang Gemini, Cancer, Leo Virgo, Lagi Butuh Dia, hingga Boros Soal Uang

Mereka bersembunyi di gunung dan hutan lebat sebagai bentuk perlawanan dari pengejaran petugas.

"Sebenarnya kan istilah kami itu mereka sudah terdesak ini, karena apa, kehabisan bekal. Sehingga yang terjadi dia meneror masyarakat, meminta makan, dan terakhir kan akhirnya mencuri atau merampok dengan kekerasan, termasuk dengan pembunuhan. Kemudian ujung-ujungnya ambil beras," ujar Awi.

Sebelumnya, pengejaran ini dilakukan oleh aparat gabungan ketika Kapolri Jenderal Pol Idham Aziz menginstruksikan Kapolda Sulawesi Tengah (Sulteng) Irjen Pol Abdul Rakhman Baso untuk berkantor di wilayah Poso.

Hal tersebut dilakukan demi memaksimalkan perburuan terhadap kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora, yang diduga menjadi pelaku pembantaian satu keluarga di Sigi.

"Perintah Kapolri hari Selasa (1 Desember 2020), Kapolda Sulteng berkantor di Poso dan diback up oleh tim terbaik Bareskrim Polri," ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono dalam pernyataan tertulisnya, di Jakarta, Rabu 2 Desember 2020.

Argo mengatakan ini Satgas Tinombala yang merupakan gabungan aparat TNI-Polri yang melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT.

Mulai dari tim Densus 88, pasukan TNI, dukungan drone serta intel IT juga diterjunkan dalam membantu proses pengejaran.

Diberitakan sebelumnya, satu keluarga yang terdiri atas empat orang di Dusun Lepanu, Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, diduga dibunuh oleh Kelompok MIT.

Peristiwa pembantaian mengerikan dan sadis ini terjadi pada Jumat 27 November 2020 pagi sekitar pukul 09.00 WITA.

Keempat korban yang dibunuh Kelompok Mujahidin Indonesia Timur Yasa alias Yata sebagai kepala rumah tangga, Pinu, Nata alias Papa Jana alias Naka dan Pedi.

Setelah kejadian tersebut tak hanya pihak polisi yang lansung memburu pelaku, aparat gabungan juga melakukan trauma healing kepada warga paska aksi teror yang dilakukan kelompok MIT.

Kemudian, untuk memberi rasa aman kepada warga Polri juga menempatkan personel Brimob di tiga lokasi di areal transmigrasi Desa Levonu Sigi. ***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x