Akibat Serangan Roket Israel, Dokter di Gaza Tewas

17 Mei 2021, 07:44 WIB
Ilustrasi: Warga Palestina mengungsi setelah serangan udara Israel di sebuah gedung, di tengah gencarnya kekerasan Israel-Palestina, di Kota Gaza, 11 Mei. Mesir mengirimkan banyak perawat dan dokter serta ambulans untuk membantu mengevakuasi dan memberi pertolongan pada warga Palestina. /REUTERS/Mohammed Salem/

POTENSI BISNIS - Dokter dan staff medis di Gaza, Palestina Tewas dalam serangan roket oleh Israel selama seminggu terakhir.

Sejumlah Organisasi hak asasi internasional dan dokter telah menyerukan agar menghentikan serangan roket di Gaza, terutama di dekat rumah sakit dan fasilitas medis, seperti dilansir PotensiBisnis.com dari MiddleEastEye.

Bedasarkan data dari Kementerian Kesehatan Gaza, dua dokter telah tewas akibat dai serangan udara yang menargetkan Gaza selama seminggu terakhir.

Baca Juga: Aqil Savik Rela Korbankan Perasaan demi Timnas Indonesia

Dokter Ayman Abu al-Auf dan Dokter Moean Alalon menjadi korban akibat serangan tersebut.

Dalam sebuah pernyataan resmi, Kementerian Kesehatan Gaza memperingati pekerjaan para dokter dan menyerukan perlindungan bagi warga dan para staff medis.

Sebagai bentuk penghormatan kepada Abu al-Auf, Kementerian Kesehatan Gaza akan menamai aula pendidikan di Rumah Sakit al-Shifa dengan namanya.

di media sosial, banyak oang yang memberikan penghormatan kepada para dokter, dengan banyak orang memberikan penghormatan dan doa untuk mereka.

Baca Juga: RAMALAN ZODIAK Senin 17 Mei 2021: Enam Bintang Ini Beruntung dapat Pasangan, Awas Bucin!

Ramy Abdul dalam akun twitternya menulis Dokter yang berada di Gaza melakukan doa pemakaman atas jiwa rekan mereka yaitu, Dr Ayman Abu al-Auf yang dimana menjabat sebagai kepala departemen penyakit dalam di Kompleks Medis al-Shifa .

"Dokter Gaza melakukan doa pemakaman atas jiwa rekan mereka, Dr Ayman Abu al-Auf, kepala departemen penyakit dalam di Kompleks Medis al-Shifa, setelah kematiannya sebagai akibat dari serangan Israel yang terus menerus di Gaza," tulis Ramy Abdul dalam akun twitternya @ramabdu.

sementara itu, Dokter Yusuf Abu al-Reesh, sekretaris Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan jika agresi dari serangan Israel mengakibatkan kematian 197 orang, termasuk diantarannya 58 anak-anak dan 34 wanita.

Baca Juga: Klasemen MotoGP 2021: Jack Miller Menang di Le Mans, Quartararo Geser Bagnaia

Abu al-Reesh mengutuk penyerangan terhadap pekerja kesehatan dan kemanusian yang berada di Gaza.

Abu al-Reesh pun membuat daftar tuntukan yang dibuat, termasuk diantarannya penutup jalan yang telah memblokir ambulans yang akan menjangkau rumah sakit dan orang, serta meminta panggilan darurat untuk perlalatan medis dan perlindungan bagi staff medis yang bekerja di lapangan.

“Bangunan perumahan hancur, sekolah, tempat ibadah, jalan, kantor media, gedung pemerintahan dan jalur bisnis dan elektronik, semua ini berdampak buruk pada manusia dan lingkungan," kata Abu al-Reesh.

Staff medis dan tim penyelamat pun kewalahan dengan lonjakan pasien dalam beberapa hari terakhir, dimana menggambarkan pemandangan yang mengerikan di salah satu rumah sakit terbesar di Gaza tersebut.

selain kematian, lebih dai 1200 irang terluka dalam serangan Israel baru-baru ini.

Organisasi Bulan Sabit Merah Yordania mengutuk atas pelanggsaran hukum humaniter internasional mengutuk terhadap kejahatan perang.

Yang dimana warga sipil menjadi sasaran, rumah dihancurkan, tempat ibadah diserang. Bulan Sabit merah Yordania pun meminta agar dibukakan jalan agar ambulan dapat mengangkut warga sipil ke rumah sakit.

Rumah sakit di Gaza, yang saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19, sekarang harus berjuang untuk menanggapi keadaan darurat yang diciptakan oleh serangan Israel.

Serangan udara Israel telah menyebabkan sejumlah bangunan di Gaza hancur dan fasilitas kesehatan pun harus kewalahan untuk mengatasi korban luka dari serangan tersebut.

Aktvis kesehatan di Gaza Aed Yaghi, mengukapkan rasa khawatirnya jika serangan Israel terus berlanjut akan membuat fasilitas kesehatan di Gaza tidak akan mampu menangani lonjakan pasien.


"Rumah sakit akan kewalahan dalam beberapa jam mendatang jika Israel meningkatkan serangannya," kata Aed Yaghi

Dia mengatakan rumah sakit tidak bisa memberikan pelayanan kepada para korban yang terus berdatangan.

Mesir pun telah membuka perbatasan Rafah sehari lebih awal yang direncanakan untuk memungkinkannya lewatnya para pelajar dan orang-orang yang membutuhkan perawatan medis maupun kasus kemanusiaan lainya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: middleeasteye.net

Tags

Terkini

Terpopuler