Waspada! Ancaman Banjir Bandang Gunung Mas Cisarua Belum Lepas, Ini Penjelasan BIG

25 Januari 2021, 17:30 WIB
Potret situasi kawasan Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Puncak, Kabupaten Bogor, yang sempat dilanda bencana banjir bandang, Selasa, 19 Januari 2021 lalu. /Instagram.com/@bpbdkabbogor

POTENSIBISNIS - Kampung Gunung Mas di Desa Tugu Selatan, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat belum lepas dari ancaman banjir.

Hal itu diungkapkan oleh Badan Informasi Geospasial (BIG), oleh karena itu upaya mitigasi bencana di daerah tersebut mesti diperkuat.

Koordinator Geospasial Tematik Bidang Kebencanaan BIG, Ferrari Pinem mengatakan, wilayah ini secara alaminya berada pada wilayah keluaran yang merupakan jalur buatan material dan air dari daerah hulu.

Baca Juga: 4 Fakta Song Yoo Jung Meninggal Diduga Bunuh Diri: Debutnya hingga Agensi Terakhir

"Sehingga dari sisi ekosistem di wilayah ini berpotensi kembali terjadi banjir bandang di kemudian hari," kata Ferrari Pinem melalui siara pers BIG di Jakarta, pada Senin, 25 Januari 2021.

Dikabarkan sebelumnya, banjir bandang yang melanda Kampung Gunung Mas akibat setelah hujan dengan intensitas 50-100 mm pe-hari yang mengguyur daerah tersebut, pada 19 Januari 2021.

Tim dari Pusat Pemetaan dan Integrasi Tematik BIG melakukan kaji cepat terkait banjir bandang yang terjadi di Gunung Mas.

Baca Juga: Natalius Pigai Jadi Korban Rasisme, Muannas Alaidid Tagih Janji Kapolri Soal Ini

Kampung Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, Cisarua, Bogor tersebut berada di jalur buangan material air dari daerah hulu.

Kampung tersebut, berada di sub Daerah Aliran Suangai (DAS) Cisampay, yang merupakan bagian dari hulu DAS Ciliwung.

Sementara area perbukitan di bagian atas Kampung Gunung Mas, merupakan wilayah tangkapan hujan yang bentuknya seperti cekungan mangkok.

Baca Juga: Live Streaming RCTI Ikatan Cinta Hari Ini 25 Januari: Sinopsis Al Tersenyum Melihat Andin dan Reyna

Sehingga hujan yang tertangkap pada cekungan tersebut mengalir melalui titik keluaran air yang melewati Kampung Gunung Mas.

Berdasarkan kajian BIG, wilayah hulu kampung itu merupakan sumber material dan air yang mengalir ke bawah berada kelerengan terjal.

Lereng terjal bahkan hingg sangat terjadi itu kurang lebih 45 persen hingga 60 persen.

Sehingga gaya grativasi berpotensi membawa material jatuh ke bawah dan menimbulkan kerusakan.

Baca Juga: Diberi Bantuan Pengacara AS, Tersangka Teroris Bali dan Jakarta Ini Punya Paspor Spanyol

Selain dari pola aliran dan kemiringan lereng, tim BIG juga menyatakan, faktor morfometri DAS lain yang mungkin berpengaruh terhadap kejadian banjir bandang di Gunung Mas adalah bentuk Sub DAS Cisampay yang radial.

Karakteristik DAS yang berbentuk bulat (radial) itu mengakibatkan waktu konsentrasi air permukaan menuju ke satu titik hampir bersamaan.

Itu artinya, bila mana hujan merata di seluruh sub DAS maka air hujan ayang menjadi aliran permukaan tersebut akan bertemu di satu titik pertemuan aliran dalam waktu relatif bersamaan.

Baca Juga: Gisel Beri Ungkapan pada Wijin yang Hari Ini Ulang Tahun: We Love You!

Wilayah terdampak banjir di Gunung Mas, seperti dikutip ANTARA, juga merupakan sistem lahan pegunungan stratovulkanik bebatuan intermediater/basa yang tertoreh kuat dengan morfologi permukaan berupa sisa aktivitas gunung api tau yang sudah terkikis.

Pola dinding melingkar dan terbuka ke arah barat laut mengindikasikan bentukan kawah tua dari sebuah aktivitas erupsi gunung api pada masa lampau.

Tubuh gunung api strato itu terbentuk dari lapisan-lapisan endapan material dari aktivitas gunung api yaitu endapan lahar dan lava.

Maka sisa material yang ditemukan di daerah terdampak bencana menunjukkan bahwa pada saat banjir bandang, material itu terbawa arus bersama dengan tetumbuhan yang ada di daerah lereng atas.

Berdasarkan hasil kaji cepat itu, BIG merekomendasikan penguatan mitigasi dan penyediaan sistem peringatan dini banjir bandang dan tanah longsor di daerah Gunung Mas.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler