Kementrian LHK Bantah Banjir Kalsel Disebabkan oleh Menyusutnya Lahan Kehutanan

20 Januari 2021, 12:10 WIB
Kondisi titik banjir di Kalimantan Selatan. /twitter/ @BNPB_Indonesia

POTENSIBISNIS -- Kerusakan alam diduga menjadi penyebab terjadinya banjir terjadi di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel). Namun, hal itu dibantah oleh Kementerian Lingkungan Hidup. 

Penyusutan lahan bukan satu faktor satu-satunya penyebab musibah tersebut terjadi. Ada hal lain yang membuat banjir terjadi. 

Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengungkapkan penyebab banjir itu terjadi bukan penyusutan lahan di Pulau Borneo. 

Baca Juga: Pulang Liburan dari Bali, Nindy Ayunda Pilih Gugat Cerai Sang Suami yang Sedang Mendekam di Penjara

Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) KLHK MR Karliansyah mengatakan, banjir yang terjadi di Kalsel disebabkan oleh curah hujan yang tinggi.

Dia mengatakan, sebelum banjir menerjang, curah hujan mengalami peningkatan hingga sembilan kali lipat.

"Selama lima hari dari tanggal 9-13 Januari 2021, terjadi peningkatan 8-9 kali lipat curah hujan dari biasanya," kata Karliansyah dikutip dari Antara, Rabu, Januari 2021.

Baca Juga: SBY Soroti Pilres AS: di Era Post Truth, Ucapan Pemimpin Harus Benar dan Jujur

Dia menyampaikan hal itu untuk meluruskan informasi tersebut serta memberikan rekomendasi pada Pemda agar mengambil kebijakan secara tepat.

"Kami meluruskan soal ini agar tidak terjadi simpang siur informasi di tengah bencana yang dirasakan masyarakat," ucapnya. 

Dengan informasi yang tepat dapat menjadi bahan untuk kebijakan pemerintah setempat dalam mitigasi bencana. 

"Dapat memberi rekomendasi yang tepat bagi para pengambil kebijakan, khususnya pemerintah daerah dalam mitigasi bencana," ungkapnya. 

Selain itu, Karliansyah juga mengatakan, penyebabnya Daerah Aliran Sungai (DAS) yang tidak bisa menampung kapasitas air penyebab curah hujan yang tinggi.

"Air yang masuk ke sungai Barito sebanyak 2,08 miliar m3, sementara kapasitas sungai kondisi normal hanya 238 juta m3," jelasnya.

Penyebab banjir selanjutnya, Karliansyah mengungkapkan bahwa, adanya perbedaan hulu dan hilir yang begitu besar sehingga tidak adanya keseimbangan.

“Faktor lainnya yaitu beda tinggi hulu-hilir sangat besar, sehingga suplai air dari hulu dengan energi dan volume yang besar menyebabkan waktu konsentrasi air berlangsung cepat dan menggenangi dataran banjir," benarnya.

Tujuan Karliansyah mengemukakan hal ini untuk meluruskan pemberitaan beberapa media yang keliru.

Pemberitaan tersebut berisi bahwa KLHK mengakui ada pengurangan luas hutan di Kalimantan dalam 10 tahun terakhir yang kemudian menyebar di media sosial.***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: Antara

Tags

Terkini

Terpopuler