Waduh! GERD Itu Mematikan Nggak Sih? Simak Penjelasan dr Tirta

- 23 Juni 2024, 07:30 WIB
dr Tirta.
dr Tirta. /Instagram @dr.tirta

"Gen Z itu, karena dari awal lihatnya medsos terus, maka dia sering membandingkan dirinya dengan orang lain. Karena mereka lagi mencari jati diri, jadi sangat mungkin mereka terkena gerd karena insecure," jelas dr. Tirta.

Begadang dapat mengganggu ritme sirkadian tubuh, yaitu siklus alami yang mengatur berbagai fungsi tubuh, termasuk produksi asam lambung. Kurang tidur dapat menyebabkan peningkatan produksi asam lambung dan memperburuk gejala GERD.

Makanan cepat saji umumnya tinggi lemak, rendah serat, dan mengandung bahan-bahan yang dapat memicu GERD, seperti saus tomat, bawang bombay, dan bawang putih. Paparan stres dari sosial media dapat memicu produksi hormon kortisol, yang pada gilirannya dapat meningkatkan produksi asam lambung.

Baca Juga: Ditolak Gebetan karena Kerja Serabutan, Pemuda Ini Jadi Jutawan, Alur Film Love Like The Falling Petals 2023

GERD Bukan Sekadar Gangguan Pencernaan, tapi Ancaman Serius!

GERD yang tidak ditangani dapat menyebabkan komplikasi serius, seperti:

- Esofagitis: Peradangan pada kerongkongan akibat paparan asam lambung yang terus-menerus dapat merusak lapisan esofagus, menyebabkan peradangan dan nyeri.

- Ulkus Esofagus: Luka terbuka pada dinding kerongkongan akibat iritasi asam lambung yang parah dapat menyebabkan ulkus atau luka pada esofagus. Ulkus esofagus dapat menyebabkan nyeri saat menelan, kesulitan menelan, dan bahkan pendarahan.

- Striktur Esofagus: Penyempitan kerongkongan akibat jaringan parut yang terbentuk dari peradangan kronis dapat menyulitkan makanan dan minuman untuk lewat, menyebabkan kesulitan menelan dan rasa penuh di dada.

- Barrett's Esophagus: Perubahan sel pada lapisan esofagus yang dapat berkembang menjadi kanker. Paparan asam lambung yang terus-menerus dapat menyebabkan perubahan pada sel-sel yang melapisi esofagus, kondisi ini disebut Barrett's Esophagus. Perubahan sel ini dapat meningkatkan risiko terkena kanker esofagus.

"Penyakit lambung itu tidak mematikan. Untuk menuju mematikan sampai lambungnya bolong itu tuh perlu proses bertahun-tahun, itu benar-benar keterlaluan gaya hidupnya kalau sampai lambung itu rusak habis karena asam lambung tuh," tegas dr. Tirta.

Halaman:

Editor: Mutia Tresna Syabania


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah