Ada UU Omnibus Law yang Ditolak Buruh, Perusahaan di China, Jepang, Korea Mulus Masuk Indonesia?

- 7 Oktober 2020, 18:05 WIB
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.*
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto.* /Tangkapan layar Instagram @airlanggahartarto./

POTENSI BISNIS - Secara maraton UU Omnibus Law Cipta Kerja sudah disahkan DPR RI.

Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bidang Hubungan Internasional, Shinta Widjaja Kamdani, UU Ciptaker tersebut sudah lama dinanti oleh para investor agar masuk ke dalam pasar Indonesia.

Dia mengklaim sejumlah investor dari dalam dan luar negeri sudah siap masuk ke Indonesia setelah disahkannya UU Omnibus Law Cipta Kerja.

Namun, dia pun menyinggung soal lesunya perekonomian akibat pandemi Covid-19.

"Orang banyak bertanya Covid-19 ini seperti apa, kenapa Covid-19 UU (lama) kok tetap jalan? Justru dengan Covid-19 ini, kita kan harus semakin kompetitif, bisa berdaya saing. Sekarang ini investor yang mau masuk kan berkurang. Jadi kita harus pastikan mereka masuknya ke Indonesia, bukan ke negara lain," katanya pada Rabu, 7 Oktober 2020.

Lanjutnya, ia mengatakan demi memuluskan target tersebut, pemerintah sudah membuat sejumlah kawasan Industri sebagai lahan baru bagi perusahaan-perusahaan yang bakal masuk.

Di antaranya adalah kawasan Industri Batang Jawa Batang. Proyeksi perusahaan yang digaet ialah terutama perusahaan Amerika Serikat yang ingin merelokasi pabriknya dari China.

"Saya melihat gini, dengan Covid-19 pasti target investasi nggak sebesar sebelum Covid-19. Tapi kita nggak usah melihat perbandingan sebelum Covid-19. Yang kita lihat ada yang masuk. Untuk mereka yang masuk perlu (kejelasan) hal-hal ini yang sekarang diatur UU Ciptaker itu," katanya.

"Kemarin BKPM (Badan Koordinasi Penanaman Modal) sudah mengeluarkan data bidang apa aja, ada yang dari China, Jepang, Korea. Ada yang manufacturing, apa itu elektronik apa itu juga farmasi. Jadi memang beberapa sektor lagi melihat. Saat ini interest (investor) cukup banyak. Memang proses ini bisa berjalan mereka membandingkan dengan negara lain," jelasnya.***

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x