Hari Batik Nasional 2 Oktober, APPBI: Para Perajin Batik Terpaksa Gulung Tikar Terdampak Covid-19

- 1 Oktober 2020, 17:28 WIB
Ilustrasi, Batik Tulis Nganjuk Jawa Timur.*
Ilustrasi, Batik Tulis Nganjuk Jawa Timur.* /Instagram/@batikliong.id

POTENSI BISNIS - Ketua Umum Asosiasi Perajindan Pengusaha Batik Indonesia (APPBI), Komarudin Kudiya menyatakan, saat ini para pengusaha kecil batik sebagian sedang mengalami gelombang pasang surut.

Pihaknya mencatat terdapat 50 persen pengusaha kecil batik yang terpaksa harus gulung tikar, disebabkan kondisi saat ini yaitu pandemi Covid-19 yang belum usai.

Menurutnya, di tengah kondisi seperti ini, para peminat yang hendak membeli batik berkurang. Alhasil, banyak produk yang tidak laku dan usaha pun tak bisa berjalan.

Baca Juga: Tips Kelola Keuangan di Usia 20-an Agar Tetap Aman Habis Gajian

“Saat sekarang sih boleh dikatakan kita lagi sulit, 50% pengusaha pembuat batik yang modalnya UMKM di bawah Rp 200 jutaan berhenti produksi semuanya, bisa dibilang gulung tikar. Karena mereka ini udah nggak tahan berapa bulan ini produk nggak bisa terjual ya, jadi nggak bisa memutar modal,” kata Komarudin, Kamis 1 Oktober 2020.

Setidaknya, ada 40 ribuan pengusaha batik kecil, sekitar 20 ribu di antaranya sudah mengalami gulung tikar, jika dihitung secara kasar.

“Dalam hitungan kita itu ada sekitar 30-40 ribuan, kalau 50% tutup ya sekitar 20 ribuan barangkali yang gulung tikar. UMKM batik yang di Cirebon aja ada 200-300 udah tutup, udah nggak kuat,” ungkapnya.

Baca Juga: UPDATE: Kasus Covid-19 Indonesia per 1 Oktober Bertambah Jadi 291.182 orang

Pengrajin yang dipekerjakan pun terpaksa harus diputus kerja. Setidaknya dia mencatat dari 140 ribu perajin batik, sudah ada 70 ribu yang diputus kerja.

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Jakpusnews.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x