Diputuskan PSBB Total DKI Jakarta, Industri Manufaktur Indonesia akan Kembali Terpapar

- 11 September 2020, 19:56 WIB
Ilustrasi: Industri manufaktur dalam menghadapi PSBB/
Ilustrasi: Industri manufaktur dalam menghadapi PSBB/ /PIXABAY/gumigasuki

POTENSI BISNIS - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kembali memutuskan untuk menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara total. Hal ini mengingat kembali meningkatnya kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta.

Penerapan kembali PSBB secara total ini diprediksi akan mempengaruhi kembali sektor ekonomi indonesia yang sedang bangkit. Tak terkecuali sektor industri. Penerapan PSBB ini diprediksi akan mempengaruhi kinerja industri manufaktur di Indonesia. 

Dilansir PotensiBisnis.com dari laman wartaekonomi.co.id Agus Gumiwang Kartasasmita selaku Mentri Perindustrian menyebutkan sejak triwulan II 2020 pandemi Covid-19 telah memberikan dampak terhadap industri manufaktur. 

Baca Juga: DKI Jakarta PSBB Total Lagi, APPBI: Hal ini Akan Membuat Pusat Perbelanjaan Tambah Terpuruk

"DKI Jakarta akan kembali menerapkan PSBB yang ketat. Hal ini sedikit banyaknya akan berpengaruh pada kinerja industri manufaktur yang ada. Apalagi jika diikuti provinsi yang lain." Ujar Agus.

Agus juga melanjutkan bahwa dirinya mengaku hawatir terkait industri manufaktur yang sedang menggeliat. Sebab dengan adanya penerapan PSBB total pada hari senin mendatang 14 September 2020 akan mempengaruhi kinerja industri manufaktur dan berpotensi menekan laju trend positif tersebut.

Industri Manufaktur di Indonesia sedang bergeliat setelah sebelumnya mengalami kontraksi akibat adanya pandemi Covid-19. Menurut data IHS Markit, Purchasing Managers' Index (PMI) pada bulan Agustus Industri manufaktur berada di 50,8 lebih baik ketimbang sebelumnya pada posisi 46,9. Indeks manufaktur diatas 50 ini menunjukan bahwa manufaktur tengah ekspensif. 

Baca Juga: Belum Pasrah dengan Keputusan Anies Baswedan, Pengusaha Meminta Mal Jangan Ditutup

"Untuk pertama kalinya sejak bulan Februari, manufaktur Indonesia melaporkan perbaikan kondisi bisnis pada bulan dengan pertumbuhan output pada tingkat tercepat selam lebih dari 6 tahun. Kondisi mendorong bisnis terus menyesuaikan dengan melonggarnya pembatasan Covid-19." Jelas Bernard Aw, selaku Kepala Ekonomi IHS Markit.***

Editor: Abdul Mugni

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x