Pada Senin (8/5), Jokowi juga menegaskan bahwa serangan terhadap rombongan AHA Centre dan tim pemantau ASEAN tidak akan menggoyahkan tekad Indonesia dan ASEAN untuk terus mendesak penghentian kekerasan di Myanmar.
Situasi keamanan di Myanmar semakin memburuk sejak militer menggulingkan pemerintahan yang dipilih secara demokratis pada bulan Februari 2021. Pemerintahan tersebut dipimpin oleh Aung San Suu Kyi, seorang penerima Nobel Perdamaian.
ASEAN telah mendesak junta untuk mengimplementasikan rencana perdamaian Konsensus Lima Poin yang disepakati pada bulan April 2021. Rencana tersebut antara lain menyerukan penghentian kekerasan, dialog dengan semua pemangku kepentingan, dan memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Myanmar.
Dengan keberanian dan keteguhan hati, Jokowi memastikan bahwa ASEAN tidak akan mundur. Isu Myanmar tidak akan menghentikan langkah maju komunitas ASEAN menuju masa depan yang penuh harapan.***