Vaksin Covid-19 Diakui Mampu Cegah Varian Delta, Berikut Penjelasan Spesialis Penyakit Menular

- 18 Juli 2021, 15:11 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19 Mampu Cegah Varian Delta, Berikut Penjelasan Spesialis Penyakit Menular
Ilustrasi Vaksin Covid-19 Mampu Cegah Varian Delta, Berikut Penjelasan Spesialis Penyakit Menular /pixabay

POTENSI BISNIS - Vaksis Covid-19 diakui mampu cegah penyebaran varian Delta menurut spesialis penyakit menular, Carlos Malvestuto.

Seiring berjalannya waktu, kasus Covid-19 di Indonesia semakin meningkat secara signifikan, hal tersebut mendapatkan masukan dari Carlos.

Meskipun peningkatan ini terus terjadi, namun masyarakat masih banyak yang belum melakukan vaksinasi Covid-19.

Temuan terbaru yang dikeluarkan oleh Ohio State University menjelaskan bahayanya masyarakat yang belum divaksin.

Baca Juga: Ungkap Kondisi Sang Ibu Mertua, Zaskia Sungkar: Setelah Papa Pergi, Mama Makin Drop

Menurut Carlos orang yang belum jalani vaksinasi itu sangat rentan terpapar Covid-19. Khususnya varian Delta.

Dikutip PotensiBinis.com dari PMJ News pada Minggu, 18 Juli 2021, menurut Carlos varian delta menular lebih cepat dan mungkin menyebabkan penyakit bawaan (komorbid) menjadi lebih parah.

Hal ini akan sangat berbahaya jika menulari orang yang belum sempat disuntik vaksin Covid-19.

Baca Juga: Spoiler Ikatan Cinta 18 Juli 2021: Nino Berhasil Rebut Reyna dari Pangkuan Andin

"Sekarang ada data yang keluar dari Inggris dan Skotlandia yang menunjukkan bahwa tingkat keparahan penyakit dapat meningkat.

"Dan mungkin mengarah pada peningkatan risiko rawat inap," kata Carlos dalam keterangan resminya.

Sekitar 99 persen infeksi baru yang terjadi di beberapa negara bagian Amerika Serikat terjadi pada masyarakat yang belum divaksin.

Baca Juga: Waduh Nino Berhasil Tes DNA Menggunakan Rambut Reyna, Andin Kehilangan Buah Hatinya, Spoiler Ikatan Cinta

Namun ada juga beberapa kasus yang terjadi pada pasien yang sudah menerima kedua suntikan dari vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna atau vaksin dosis tunggal Johnson & Johnson.

Tapi, menurut data yang tersedia, gejala yang dialami orang dalam kasus terobosan tersebut cenderung relatif ringan.

Sekitar sepertiga orang yang terinfeksi setelah divaksinasi lengkap, misalnya, sama sekali tidak menunjukkan gejala.

CDC sekarang hanya melacak kasus terobosan yang mengakibatkan rawat inap atau kematian.

Jadi tidak ada data yang benar-benar kuat melihat berapa banyak orang yang mengalami gejala ringan pasca-vaksin (atau tidak ada gejala sama sekali).

Sayangnya, tidak ada kejelasan tentang varian apa yang mungkin dialami oleh orang-orang yang terekam.

Pada akhirnya, tujuan vaksinasi tidak hanya untuk mengurangi penularan tetapi juga secara drastis mengurangi rawat inap dan kematian dan vaksin telah melakukan hal itu.

“Sebagian besar individu yang divaksinasi lengkap tidak memiliki konsekuensi penyakit yang parah.

"Yang membuat kami berpikir gejalanya mungkin lebih ringan secara umum untuk individu yang divaksinasi lengkap,” tuturnya lagi.***

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x