Dikutip PotensiBisnis.com dari berita "Honor Petugas Pengantar Jenazah Pasien Covid-19 Belum Dibayar, Ini Penjelasan RSU dr Slamet Garut", intensif atau honor yang diterima bersama 6 orang petugas lainnya sebesar Rp 10 Juta di bagi 7 petugas.
Kendati jumlahnya sangat minim tugas mengantarkan dan memakamkan jenazah Covid-19 terus dijalani walaupun dalam satu hari lebih dari 1.
"Aneh juga, kenapa terlambat pembayaran intensifnya. Kita satu tim menunggu dan menunggu. Ini sudah empat bulan," ucapnya.
Menjadi petugas pengantar dan memakamkan pasien Covid-19, bukan hal yang mudah, melainkan berjuang ditengah wabah ini terus merebak.
"Sejak pagi sampai subuh saja, sekarang masih ada pasien yang meninggal dunia yang harus diantar sekaligus memakamkan," ucapnya.
Selain banyak resiko, kata Bah Oyon, seharusnya Pemerintah Kabupaten Garut memperhatikan para petugas yang bekerja tidak mengenal lelah terlebih resikonya tertular virus Covid-19.
"Sejak pagi terus memakai pakaian APD lengkap dengan masker serta sarung tangan yang berlapis. Tak jarang keringat terus keluar sampai membasahi seluruh tubuh," jelasnya.
Diketahui semenjak Covid-19 terus merebak, bukan saja para petugas pengantar dan memakamkan jenazah saja yang sempat mengalami keterlambatan dalam hal pembayarab intensif atau honor. Melainkan petugas ambulance 911 sijeruk terlebih dahulu mengalami hal serupa.
Pengakuan manajemen
Direktur RSU dr Slamet Garut, dr. H.Husodo Dewo Adi, membenarkan terkait belum di bayarkan honor atau intensif bagi tenaga relawan pengantar dan pemakaman jenazah pasien Covid-19.