Guru Besar UNAND Sebut Indonesia Harus Menjadi Pelopor dalam Perekonomian Halal di Dunia

16 September 2020, 07:49 WIB
Ilustrasi, Perekonomian.* /Pixabay/QuinceKreative

POTENSI BISNIS - Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Andalas (Unand) Padang, Prof Dr. Syafuddin Karimi menyatakan, Indonesia harus menjadi pelopor dan pemimpin dalam membangkitkan perekonomian halal di dunia.

Hal itu, diungkapkan saat Syafruddin menjadi narasumber dalam webinar yang bertajuk "Urgensi RUU Ekonomi Syariah dalam Rangka Optimalisasi Kontribusi Ekonomi Syariah dalam Perekonomian Naisonal".

Diskusi tersebut merupakan rangkaian acara Festival Ekonomi Syariah 2020 regional Sumatera yang digelar oleh Perwakilan Bank Indonesia Sumbar.

Baca Juga: Setelah Odading Mang Oleh di Bandung Viral, Ade Londok Diminta Netizen Kampanye Pake Masker

"Hal ini mengingat Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar, apalagi ekonomi halal dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru," kata Syafruddin di Padang, Selasa, 15 September 2020

Menurutnya, untuk menjadi kekuatan ekonomi halal dunia harus dipersiapkan dari sekarang mulai dari aspek kelembagaan sehingga terjadi transformasi ekonomi nasional menjadi kekuatan ekonomi halal global.

"Oleh sebab itu RUU Ekonomi Syariah merupakan penguatan kelembagaan dalam rangka mempersiapkan Indonesia sebagai pusat kekuatan ekonomi global dan halal," ujarnya.

Baca Juga: BLT Tahap 3 Sudah Cair, Menaker Ida Pastikan Sedang di Proses KPPN ke Bank Penyalur dan Bank Swasta

Syafruddin mengatakan, RUU Ekonomi Syariah mesti disiapkan untuk menampung aspirasi perbaikan ekonomi nasional yang adil dan menurunkan kesenjangan ekonomi yang sejalan dengan cita-cita keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kemudian kerja sama investasi dan perdagangan dalam rangka meningkatkan peran Indonesia dalam perekonomian mesti menjadi agenda perencanaan pembangunan baik pada level daerah maupun nasional.

Dirinya mengungkapkan, berdasarkan peringkat indeks Global Islamic Economic Indikator, Indonesia berada pada peringkat kelima atau masih kalah dengan Malaysia yang berada pada urutan pertama.

Sementara untuk top 10 Islamic Finance Indonesia berada di posisi ke-5. Untuk 10 besar negara yang paling ramah wisata muslim, Indonesia masuk peringkat empat setelah Malaysia, Uni Emirat Arab dan Turki.

"Artinya potensi ekonomi syariah global memberi peluang besar bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama," ungkapnya. Sebagaimana dilansir PotensiBisnis.com dari ANTARA.

Ia melihat saat ini peran ekonomi syariah Indonesia sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru didukung oleh potensi besar prospek konsumsi masyarakat muslim global dan pemenuhan kebutuhan domestik di berbagai sektor industri halal.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler