POTENSI BISNIS - Vice President Corporate Affairs Gojek Food Ecosystem, Rosel Lavina mengungkapkan, bahwa transaksi pesan-antar makanan daring melalui GoFood meningkat 20 persen selama pandemi COVID-19.
Terlebih lagi, menurtnya, karena diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di beberapa kota.
"Dengan pemberlakuan PSBB, PSBB transisi, hingga sekarang kembali ke PSBB, kebutuhan pesan-antar makanan ke rumah semakin meningkat. Dari awal pandemi, transaksi di Go-Food sendiri meningkat 20 persen," kata Rosel dalam Webinar yang diselenggarakan Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) di Jakarta, Selasa 15 September 2020.
Baca Juga: Soal BLT Tahap 3 Segera Cek Rekening Anda, Menaker Ida: Alhamdulillah Check List Selesai ke KPPN
Rosel mengatakan, bahwa sekitar 94 persen UMKM yang bergabung di ekosistem GoFood saat pandemi COVID-19 berskala mikro atau rumah tangga, berdasarkan hasil riset Lembaga Demografi FEB UI 2020.
Dari jumlah tersebut, 43 persen dari UMKM ini merupakan pengusaha pemula yang belum memiliki kapasitas terampil sebagai pelaku usaha.
Bahkan 20 persen, lanjut Rosel dari mereka masih berstatus karyawan, atau menjadikan usahanya sebagai penghasilan tambahan saat pandemi.
Oleh karena itu, GoFood semakin memperketat standar higienitas makanan dari para mitra. Hal ini menjadi satu dari tiga tantangan yang dihadapi GoFood saat pandemi.
Baca Juga: Dinas KUK Jawa Barat Sebut 1 Juta UMKM di Jabar Mendapat Banpres Produktif