Jikan Ingin Pertumbuhan Ekonomi Positif, BI : Pemprov Jabar Harus Dukung Sektor UMKM

6 Agustus 2020, 19:46 WIB
tampak Gedung Sate, Kota Bandung. Gedung Sate akan direvitalisasi 2020/ /Amir Faison/Pikiran-Rakyat.com

POTENSI BISNIS - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Herawanto mengatakan, bahwa Pemerintah Daerah Jawa Barat harus mendukung sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah(UMKM), jika ingin pertumbuhan ekonomi positif.

Meskipun pertumbuhan ekonomi di semester II 2020 mengalami minus 5 persen, namun Jabar belum bisa disebut mengalami resesi ekonomi.

Seperti diketahui, pada kuartal II tahun 2020 pertumbuhan ekonomi di Provinsi tersebut menurun sekitar 5 persen.

Baca Juga: Terendah dalam 21 Tahun, Ekonomi Nasional Minus 5 Persen

"Kalau sudah dua kuartal berturut-turut minus, baru definis resesi. Sedangkan ini baru satu kali. Moga -moga di kuartal III ini pertumbuhan ekonomi bisa positif," kata Herawanto pada Kamis 6 Agustus 2020 di Bandung.

Sebagaimana dilansir Potensi-Bisnis.com dari laman WartaEkonomi, Menurutnya, pemerintah harus meningkatkan aktivitas sektor UMKM, jika kontraksi ekonomi tersebut tidal ingin kembali terjadi.

Salah satu caranya, kata dia, dengan tidak mengeluarkan kebijakan yang bisa memberatkan pelaku UMKM.

"Jangan ada pengenaan retribusi pajak yang memberatkan dunia usaha untuk kembali bangkit. Ini kemungkinan harus ditunda atau dikurangi dulu," ujarnya.

Baca Juga: Waspada Bencana Musim Kemarau, BPBD Sumedang Sudah Sangat Siap Bantu Warga

Selama ini, pihaknya selalu memberi rekomendasi kepada pemerintah daerah agar perekonomian tetap tumbuh. Namun, pandemi virus Covid-19, yang saat ini terjadi memang tidak bisa dihindari.

Herawanto menjelaskan terdapat sekitar 1,5 juta pelaku UMKM di Jawa Barat, yang jika tumbuh dengan baik mampu memberi kontribusi signifikan terhadap perekonomian. "Ini jumlah paling banyak di Nusantara," paparnya.

Meskipun, tambah dia, selama ini perekonomian Jawa Barat bertumpu pada sektor manufaktur, hal itu tidak terlihat akibat pandemi virus Covid-19.

"Kekuatan Jabar ada di sini (manufaktur), akan tetapi ini butuh waktu. Yang bisa segera didorong adalah ekonomi kreatif, dan UMKM," imbuhnya.

Baca Juga: Selama 14 Hari Kedepan, Pemkab Majalengka Tutup Seluruh Objek Wisata

Oleh karena itu, sejalan dengan tugasnya dalam memelihara kestabilan harga melalui pengembangan ekonomi dan advisor kebijakan kepada pemerintah daerah, Bank Indonesia Jawa Barat secara aktif mengembangkan program UMKM, salah satunya UMKM yang berada di sektor ekonomi kreatif (Ekraf).

Dia menilai, bahwa Jawa Barat sebagai provinsi dengan jumlah unit usaha ekraf terbesar di Indonesia dan menjadi potensi yang dapat terus dikembangkan.

"Ekraf Jawa Barat mampu menjadi salah satu pendorong percepatan pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi, tidak hanya bagi perekonomian Jawa Barat, tapi juga nasional," ucapnya.

Dengan begitu, kata dia, dalam mewujudkan upaya tersebut diperlukan sinergi dan koordinasi antara berbagai pihak yang terkait.

"Salah satu wujud nyata sinergi pemerintah, Bank Indonesia dan perbankan Jawa Barat dalam upaya mendukung Ekraf tersebut ialah melalui penyelenggaraan event Karya Kreatif Jawa Barat (KKJ)," ungkapnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, KKJ ini merupakan event nasional tahunan yang diselenggarakan atas kerjasama, dan sinergi dari Pemerintah Provinsi, Bank Indonesia Jawa Barat, Dewan Kerajinan Nasional dan Daerah (Dekranasda) Jawa Barat, Otoritas Jasa Keuangan dan Perbankan.

KKJ merupakan upaya memperkenalkan dan mempromosikan pesona Jawa Barat, juga produk kreatif premium dari UMKM terseleksi di Jawa Barat. Serta sebagai upaya mendukung peningkatan ekspor Ekraf Jawa Barat.

KKJ juga, kata dia, merupakan ajang untuk melakukan kurasi terhadap UMKM Jawa Barat yang akan mengikuti Event Nasional Karya Kreatif Indonesia (KKI).
"KKI sendiri merupakan Pameran dari seluruh Karya UMKM Unggulan Bank Indonesia. KKJ 2020 ini, merupakan event KKJ yang kedua kalinya sejak pertama kali diselenggarakan pada 2019," ujarnya.

Rangkaian KKJ 2020 akan dilaunching pada 11 Agustus 2020 mendatang, dan digelar selama 5 hari penuh hingga 15 Agustus 2020. KKJ 2020 ini secara khusus mengangkat tenun sebagai salah satu karya seni khas Jawa Barat, sehingga mengusung tema “Menenun Asa, Menuju UMKM Tangguh dan Juara” dengan tagline “Creativity for Legacy”.

KKJ 2020 ini akan menampilkan 60 UMKM terpilih. Untuk mendukung proses transaksi secara non tunai, KKJ 2020 didukung oleh 6 perbankan, 3 perusahaan Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran (PJSP), dan 3 marketplace.

"Pada KKJ 2020 ini juga akan menampilkan 89 busana dari 11 fesyen desainer," pungkasnya.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler