Waspada Bencana Hidrometeorologi Dipicu Peningkatan Curah Hujan Akibat La Nina

23 Oktober 2021, 10:46 WIB
Ilustrasi - BMKG mengingatkan akan dampak yang ditimbulkan dari dampak La Nina. Bencana Hidrometeorologi bisa terjadi di beberapa daerah /bmkg.go.id/kartika mahayadnya

POTENSI BISNIS - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengingatkan akan adanya peningkatan curah hujan akibat La Nina.

Ia mengatakan, hal tersebut akan berdampak pada berubah cuaca dan iklim di beberapa daerah.

Bahkan, tak hanya itu, menurutnya, hal tersebut akan berpotensi meningkatkan terjadinya bencana hidrometeorologi.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Hari ini 5 September 2021 di Jawa Barat, Jangan Bepergian akan ada Hujan Petir!

Dwikorita mengatakan, La Nina lemah yang terdeteksi pada bulan Oktober diprakirakan menguat pada November dan Desember 2021.

Diprediksi nantinya akan menjadi La Nina moderat pada akhir tahun 2021 hingga Februari 2022.

"Ini tentunya dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti angin kencang, banjir, banjir bandang, dan tanah longsor," kata Dwikorita, dikutip PotensiBisnis.com dari laman Antara, Sabtu, 23 Oktober 2021.

Baca Juga: Ikatan Cinta 23 Oktober 2021: Irvan Buat Elsa Keguguran demi Balaskan Dendam Andin, Papa Surya Habis Kesabaran

Menurut Dwikorita, sebagaimana yang terjadi pada akhir tahun lalu, fenomena La Nina dapat menyebabkan peningkatan curah hujan.

Artinya, sangat bisa memicu juga terjadinya bencana hidrometerologi di wilayah Indonesia.

"Hal tersebut perlu disikapi dengan tepat oleh segenap masyarakat, terlebih para petani, sehingga kondisi hujan yang berlebih tidak menimbulkan kerugian bagi pertanian," ujarnya.

Baca Juga: Simak! Cara Membedakan Pinjol Ilegal dan Legal Menurut AFPI

Sebelumnya, Dwikorita menyampaikan, mengenai cuaca dan iklim di Sekolah Lapang Iklim (SLI) Tematik di D.I. Yogyakarta pada Kamis, 21 Oktober 2021.

Dwikorita mengatakan, SLI ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan para petani mengenai pola cuaca dan iklim.

"Nantinya akan bermanfaat dalam penyusunan strategi tanam guna menghasilkan panen yang maksimal," jelasnya.

Di samping itu, Kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG Dodo Gunawan, menjelaskan SLI mendorong pemanfaatan informasi iklim untuk penyusunan pola tanam, pengaturan tata kelola air, serta mitigasi bencana akibat gangguan cuaca.

Sebagai informasi, sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada akan terjadinya La Nina.

Pasalnya, La Nina yang telah berlangsung selama dua dasarian terakhir ini.

BMKG pun menyampaikan, jika perubahan cuaca diprediksi akan terjadi di wilayah Jawa Barat.

Sementara itu, Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu mengatakan, dampak La Nina akan mulai dirasakan pada bulan November 2021.

"Berdasarkan data empiris yang dimiliki oleh BMKG sejauh ini, La Nina dapat meningkatkan curah hujan di wilayah Jawa Barat pada umumnya antara 20 persen sampai 70 persen," kata Teguh, dikutip PotensiBisnis.com dari laman PMJ News, Selasa, 19 Oktober 2021.

Menurut Teguh, puncaknya akan terjadi pada periode Desember 2021 hingga Februari 2022.

Teguh menjelaskan, indeks ENSO pada akhir dasarian I Oktober tercatat sebesar -0,61.

"Itu artinya, La Nina dalam kondisi lemah," ujarnya.

Teguh mengatakan, BMKG dan sebagian besar pusat layanan iklim lainnya memprediksikan kondisi La Nina Lemah-Netral.***

 

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: PMJ News Antara

Tags

Terkini

Terpopuler