Tantangan Berat Listyo Sebagai Calon Tunggal Kapolri

15 Januari 2021, 20:45 WIB
Drs. Listyo Sigit Prabowo disebut sebagai Nama calon Kapolri / /Antara Foto/Reno Esnir.

POTENSIBISNIS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi menunjuk Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo sebagai calon tunggal Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis yang akan memasuki masa purna pada 1 Februari 2021 mendatang.

Usulan nama calon Kapolri tersebut tertuang dalam Surat Presiden (Surpres) bernomor: R02/Pres/01/2021 dan disampaikan oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno di Gedung Parlemen, Rabu 13 Januari 2021 lalu.

Guru Besar Ilmu Hukum Universitas Borobudur, Faisal Santiago mengatakan ada tantangan berat yang akan dihadapi Komjen Listyo setelah menjadi Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis.

Baca Juga: Presiden Jokowi Instruksikan Tanggap Bencana Sulawesi Barat

“Tantangannya 3 tahun kedepan sangat berat, mulai memasuki pemilu, Pilkada serentak tahun 2023-2024, lintas agama sekarang juga lagi perlu perhatian. Saya pikir dia sosok yang tegas untuk hal itu,” ujar Faisal Santiago, dikutip PotensiBisnis.com dari ANTARA, Jumat, 15 Januari 2021.

Menurut Faisal, Listyo merupakan sosok yang pantas untuk menjadi pemimpin di Korps Bhayangkara. Listyo punya prestasi yang bagus dan tidak ada hal-hal negatif yang mencoreng namanya.

Apalagi kata Faisal, Listyo punya kedekatan dengan Jokowi, dari Wali Kota Solo sampai Ajudan Presiden.

Baca Juga: Merancang.id Ajak Generasi Muda Merancang Indonesia

"Secara chemistry juga ada kedekatannya dengan Pak Jokowi, dari Walikota Solo sampai ajudan Presiden. Secara integritas memang pantas, karena kita perhatikan sepak terjangnya tidak ada yang negatif, latar belakangnya reserse punya insting yang baiklah. Untuk ke depan sampai berakhirnya Pak Jokowi, saya pikir cocok untuk menegakkan hukum dan mengayomi masyarakat,” ujar Faisal.

Kemudian, Faisal juga mengatakan tantangan jangka pendek yang akan dihadapi Listyo yaitu pandemi wabah Covid -19. Aparat kepolisian harus bisa mengayomi masyarakat dan juga menindak apabila terjadi kerumunan masa serta tidak memakai masker.

Baca Juga: Simak! Larangan Masuk WNA dan WNI dari Luar Negeri Diperpanjang Hingga 25 Januari 2021

“Jadi jangan kita menggunakan cara-cara kekerasan, karena Covid -19 ini membuat masyarakat bosan hampir setahun itu mereka tidak beraktivitas.  Aktivitasnya juga lebih banyak mengarah ke ekonomi. Saya pikir lebih persuasiflah, lebih baik daripada penindakan,” kata Faisal.***

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler