Bilebante dan Sembalun NTB Harapan Baru Pariwisata Indonesia

- 9 November 2020, 16:41 WIB
Puluhan kapal tradisional bersandar di Pantai Kuta Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Selasa (3/12/2019).
Puluhan kapal tradisional bersandar di Pantai Kuta Mandalika, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Selasa (3/12/2019). / ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/aww./

Mereka memberdayakan para perempuan di Desa Bilebante melalui keterampilan memijat atau massage, karena ini bisa menjadi bagian dari atraksi wisata di sana. Corporate Communication Martha Tilaar Group, Palupi Candra menuturkan, keterampilan memijat yang diajarkan antara lain mencakup teknik massage yang benar, pengenalan fisiologi dan anatomi tubuh serta pemahaman tentang hospitality.

"Belum banyak yang paham, tetapi teknik massage itu ada ilmunya, harus ada pengetahuan dasar mengenai anatomi dan fisiologi tubuh. Massage tidak sembarang pijit, ada alur otot yang harus mereka sentuh," tutur dia.

"Teman-teman (di desa) sangat antusias. massage tidak sembarang pijit, ada alur otot yag harus mereka sentuh, antuasiame semakin kuat mengingat ini jadi potensi desa wisata," imbuh Palupi.

Tak hanya soal massage, warga desa juga menerima edukasi cara memanfaatkan lahan-lahan kosong menjadi kebun herbal yang nantinya bisa menambah penghasilan keluarga sekaligus meningkatkan kreativitas mereka menciptakan produk dari tanaman herbal yang ditanam.

Di masa pandemi COVID-19, kebun herbal ini bisa juga menjadi daya tarik dengan produk berupa minuman kesehatan yang bisa menambah sistem imun tubuh.

Sementara itu, di Desa Sembalun pemberdayaan dilakukan menyasar potensi hasil alam di sana yakni kopi.

Anomali Group berkesempatan memberikan pemahaman pada warga setempat membudidayakan kopi dan siap menjadi pembeli jika produksi sesuai standar perusahaan.

Perwakilan dari Anomali Coffee Shop, Ryo Limijaya mengatakan perusahaan tempatnya bekerja siap terus memberikan umpan balik jika nantinya belum memenuhi standar.

Selain budidaya, mereka juga memberikan pelatihan khusus termasuk mengundang warga desa terpilih ke Jakarta untuk belajar menjalankan bisnis coffee shop atau menjadi trainer yang bisa menularkan ilmunya pada rekan mereka di desa berbeda.

“Hasilnya, ada yang buka coffee shop dan berjalan, ada juga yang malah enggak mau membuka coffee shop tetapi menjadi trainner dan terinspirasi memiliki sekolah (pelatihan) ke sekitaran Lombok. Ini story yang luar biasa,” kata Ryo.

Halaman:

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x