UKM Didorong Dapat Penuhi Kebutuhan Jemaah Haji dan Umrah Asal Indonesia

- 15 Januari 2021, 10:05 WIB
Ilustrasi ibadah haji dan umroh di Tanah Suci*/
Ilustrasi ibadah haji dan umroh di Tanah Suci*/ /Pixabay.com

POTENSIBISNIS – Tingginya angka yang menjalankan ibadah umroh dan haji dari Indonesia merupakan peluang buat para pelaku Usaha Kecil dan Menengah (UMK) di Tanah Air

Secara khusus, Kementerian Agama pun mendukung upaya optimalisasi peran UKM dalam pemenuhan kebutuhan jemaah umroh maupun haji. 

Wakil Menteri Agama, Zainut Tauhid Sa’adi mengatakan pihaknya sangat berharap pemenuhan kebutuhan jemaah Indonesia dari para pengusaha Tanah Air. 

Baca Juga: Gempa Majena Dua Kali Goncangan Besar dalam 12 Jam, Ribuan Warga Langsung Diungsikan

Itu disampaikannya saat mewakili Menteri Agama,  Yaqut Cholil Qoumas pada penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) dan perjanjian kerjasama (PKS) optimalisasi peran UKM dalam memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah.

Penandatanganan Nota ini dilakukan secara virtual oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, bersama Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi, dan Ketua Umum Kadin Rosan P. Roeslani.

“Kami mendukung sepenuhnya agar pemenuhan berbagai kebutuhan jemaah haji dan umrah Indonesia di Arab Saudi dapat dipenuhi dari Indonesia dan oleh para pengusaha Indonesia,” kata Zainut dikutip dari laman Kemenag.go.id, Jumat 15 Januari 2021.

Baca Juga: Update, Hasil Pencarian Operasi Sriwijaya Air SJ 182 dan Nasib Kelanjutan Proses Evakuasi

“Kami menyambut baik penandatanganan MoU ini dan siap bekerja sama dengan para pihak terkait di Indonesia dalam pemenuhan kebutuhan jemaah haji dan umrah,” lanjutnya.

Menurutnya, kebutuhan jemaah haji dan umrah Indonesia sangat besar. Dia mencontohkan, sebelum pandemi, Indonesia mengirim 221 ribu jemaah haji.

Juga sekitar satu juta jemaah umrah ke Arab Saudi dalam setiap tahunnya. Selain itu, ada ratusan ribu warga ekspatriat Indonesia yang bekerja di Arab Saudi.

"Kondisi ini tentu diikuti adanya kebutuhan makanan dan minuman, serta sarana prasarana pendukung lainnya yang bercitarasa dan berasal dari Indonesia,” tuturnya.

Apalagi, dalam penyelenggaraan ibadah haji 1440H jemaah Indonesia mendapat layanan makan sebanyak 75 kali selama di Arab Saudi.

Jumlah ini terdiri atas 40 kali makan di Makkah, satu kali makan di Bandara Jeddah, 18 kali makan di Madinah, dan 15 kali makan ketika di Arafah dan Mina, serta satu paket makan ketika di Muzdalifah.

Hal yang bisa dioptimalkan oleh UKM asal. Indonesia adalah, kebutuhan jemaah dalam. mendapat tambahan konsumsi.

Itu biasanya berupa snack untuk makan pagi di Makkah dan Madinah, serta satu paket kelengkapan konsumsi yang terdiri atas teh, kopi, saus, kecap, gelas dan sendok yang dikemas dalam boks. 

“Kemenag terus berupaya menyediakan menu nusantara. Sejak 2014, Kemenag telah mensyaratkan penggunaan produk-produk Indonesia, kepada seluruh penyedia layanan catering, baik di Makkah, Madinah, Armina, maupun Bandara Jeddah,” ujarnya.

Produk yang disediakan biasanya berupa bahan baku, bumbu masak, teh dan kopi Indonesia, serta berbagai produk olahan daging, ayam, hingga ikan.

Ia juga melakukan hal lain supaya prodak Indonesia dapat masuk pasar di Arab Saudi. Mereka menggelar pameran produk-produk makanan dan minuman Indonesia di Jeddah. Sejak 2017, pameran ini telah digelar sebanyak empat kali.

"Ada tiga tujuan pameran itu. Pertama, memenuhi harapan jemaah agar makanan yang disediakan bercita rasa nusantara dengan penggunaan produk dan bumbu masak dari Indonesia," jelasnya. 

Juga sebagai langkah mendukung program pemerintah dalam penggunaan produk Indonesia di seluruh unit pemerintahan.
Ketiga, meningkatkan ekspor produk Indonesia ke Arab Saudi.

“Untuk itu, kami sangat mendukung adanya nota kesepahaman ini, dan berharap dapat terimplementasi dengan baik dalam upaya memenuhi kebutuhan jemaah haji dan umrah Indonesia,” tandasnya.***

Editor: Muhammad Sadili

Sumber: Kemenag


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x