Potensi Bisnis: Usaha Kopi Diprediksi Mengungtungkan Meski di Tengah Pandemi Covid-19

30 September 2020, 15:39 WIB
Ilustrasi: biji kopi hitam siap digiling untuk dinikmati/ /PIXABAY/Christoph


POTENSI BISNIS - Kampung Kamojang Desa Laksana Kecamatan Ibun Kabupaten Bandung sasat ini terkenal sebagai penghasil kopi yang diberinama asli kopi kamojang arabika (Akkar).

Salah seorang warga yang aktif mengolah biji kopi asli Ibun itu adalah H. Undang. Dengan kondisi fisik sudah lanjut usia, H. Undang masih produktif dan mengembangkan usaha kopi di kawasan Kampung Kamojang.

Ia bisa meracik kopi sendiri untuk disuguhkan kepada tamu yang hadir dan menemuinya.

"Bisnis kopi sesuatu yang sangat menguntungkan. Setiap hari ada saja warga yang datang untuk membeli kopi yang sudah dikemas dan siap seduh," kata pengusaha kopi setempat, Undang kepada galamedia di tempat pengolahan kopi Akkar di Kamojang, Selasa 29 September 2020.

Baca Juga: Ilham Habibie: UMKM Indonesia Perlu Sentuhan Teknologi Sehingga Dapat Berkembang Secara Kapasitas

Menurut Undang, bisnis kopi dinilai menguntungkan, karena setiap hari para penggemar minum kopi semakin banyak. Baik dari kalangan muda maupun tua, bahkan minum kopi bagian dari gaya hidup sehari-hari.

"Bagi penikmat kopi, disaat pandemi Covid-19 tak berhenti minum kopi. Walaupun cafe banyak yang tutup karena pandemi, yang namanya penggemar kopi tetap bisa minum kopi di rumah," kata Undang.

Melihat penikmat kopi semakin banyak, masa depan bisnis kopi pun diprediksi semakin cerah dan menjanjikan.

"Bisnis kopi, masa depannya bisa semakin maju. Di masa corona ini, bisnis kopi tetap berjalan. Walaupun tingkat penurun dalam pemasarannya mencapai 30 persen, jadi 70 persen pemasaran kopi masih terbilang bagus," tutur Undang.

Baca Juga: Banpres UMKM Rp2,4 Juta Masih Dibuka hingga Desember Mendatang, 94.300 UMK di Sulsel Telah Menerima

Apalagi dalam kondisi adaptasi kebiasaan baru (AKB) ini, sejumlah cafe sudah mulai kembali buka.

"Alhamdulillah bagi saya, bisnis kopi sangat menguntungkan. Dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, pemasaran kopi ke Yogyakarta bisa empat sampai lima kali sebulan dalam pengirimannya. Setiap satu kali pengiriman sebanyak rata-rata 2 kwintal," katanya.

Menurutnya, melihat pemasaran kopi masih signifikan, bisnis kopi tidak terlalu kena dampak pandemi.

"Memang ada dampaknya, tapi tidak signifikan karena saya masih bisa memasarkan kopi yang cukup banyak," ucapnya.

Baca Juga: Peringatan G30S/PKI, Hari Kesaktian Pancasila dan Bendera Setengah Tiang, Simak Asal Usul Maknanya

Sebelumnya, pemasaran kopi sempat fluktuatif. Misalnya, pembelian biji kopi Cherry atau pasca dipanen dari para petani sempat jatuh pada kisaran Rp 6.000 per kg, sebelumnya harga kopi sesaat setelah dipanen tembus Rp 9.000 sampai Rp 10.000 per kg.

"Saat ini, Akkar beli kopi dari para petani sesaat setelah dipanen seharga Rp 7.000/kg. Dengan harga beli sebesar itu, para petani pun masih diuntungkan. Termasuk saya memasarkan kopi dalam bentuk green bean atau siap digiling masih bisa meraih keuntungan Rp 20.000-Rp 25.000 per kg. Dengan harga jual green bean sebesar Rp 80.000. Setiap satu kilogram green bean, itu asal biji kopi (cherry) sesaat setelah dipanen mencapai 7 kg," jelasnya.

Baca Juga: Jadwal Pencairan BLT Tahap 5 Segera Cek Nama Anda Jika Belum Dapat Bisa Lapor bantuan.kemnaker.go.id

Undang pun mengaku dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, masih bisa memasarkan kopi ke berbagai daerah.

"Buktinya, kopi Akkar ini bisa dipasarkan ke mana-mana. Bahkan warga yang datang langsung ke tempat pengolahan juga banyak, untuk membeli kopi siap seduh," katanya.

Kopi yang diolah sendiri hingga siap seduh, kata dia, bisa meraih keuntungan yang cukup signifikan. Dari setiap pengolahan kopi siap seduh mencapai 1 kg, modalnya sebesar Rp 100.000.

"Kemudian setelah kopi itu dikemas dalam tujuh kemasan, bisa dipasarkan dengan harga satuan kemasan Rp 25.000. Kalau tujuh kemasan, artinya nilai jualnya Rp 175.000. Jadi kita punya keuntungan Rp 75.000/kg dari pengolahan kopi yang dipasarkan dengan cara kopi siap seduh dalam kemasan kopi tersebut," katanya.

Namun sejauh ini, pihaknya belum bisa melakukan ekspor kopi ke luar negeri dan masih untuk pemenuhan kebutuhan kopi di dalam negeri.

Seiring dengan bisnis kopi semakin menjanjikan, Undang akan membuat program baru pada 2021 mendatang.

"Kita akan menyisihkan keuntungan dari penjualan kopi untuk pembuatan pembibitan kopi. Nanti, bibit kopinya akan disebar kepada para petani dengan cara gratis," katanya.

Menurutnya, program yang akan digulirkan itu untuk membantu para petani kopi di Kamojang. Selama ini, bisnis kopi yang dirintisnya sejak 2019 hingga saat ini merupakan usaha mandiri.

"Tidak mengandalkan bantuan pemerintah," ungkapnya. Seperti diberitakan galamedia.pikiran-rakyat.com sebelumnya, "Bisnis Kopi Diprediksi Masih Menguntungkan di Tengah Pandemi".***(Engkos Kosasih/galamedia)

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: Galamedia

Tags

Terkini

Terpopuler