Dipandang Sebelah Mata, Inilah Potensi Bisnis Bank Sampah di Indonesia

5 Agustus 2020, 12:30 WIB
Ilustrasi: Tumpukan Sampah /pixabay/RitaE


POTENSI BISNIS - Perkembangan suatu negara sangat ditentukan oleh faktor ekonominya. Untuk menjaga roda ekonomi agar tetap berputar, peran pelaku usaha secara makro ato mikro dari segala sektor sangat diperlukan.

Kehadiran internet dan gadget memudahkan orang untuk mengaskses informasi dan menciptakan potensi bisnis. Ditemukannya starup karya bangsa seperti Gojek, Tokopedai dll membuktikan bahwa pengusaha sektor digital sangat diperhitungkan dan mampu berkontribusi terhadap perekonomian negara.

Tidak banyak orang yang tahu bahwa daur ulang sampah ternyata berkontribusi cukup besar bagi Indonesia. Data yang diungkap oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dikutip oleh Databoks menjelaskan, "bank sampah ikut andil dalam penyerapan tenaga kerja. Sebanyak 163.128 penduduk Indonesia ntung pada sektor tersebut."

Baca Juga: Abdurrahman Bin Auf, Cara Kaya Tanpa Modal

Ketua Ikatan Pemulung Indonesia (IPI), Pris Polly Lengkong menyebut sekitar 3,7 juta pemulung di 25 provinsi Indonesia sangat bergantung dari sampah plastik. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terdapat pertumbuhan jumlah bank sampah di Indonesia sejak 2014-2018. Tahun 2018 tercatat 7.488 unit bank sampah yang tersebar di Indonesia.

Sampah plasik kerap menjadi topik yang viral diperbincangkan karena begitu banyak anggapan sampah jenis ini susah untuk didaur ulang. 

Chistine Halim, Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI) menyampaikan bahwa bisnis daur ulang menapai 400 ribu ton per-tahun. Jumlah tersebut belum termasuk peruasahaan diluar anggota ADUPI.

Ratusan orang setiap hari sangat bergantung dari bank sampah Migunani asri madani, dengan 14 orang anggota dan 181 mitra pengepul sampah. Pengepul sampah tersebut mampu mengumpulkan berbagai jenis sampah terutama sampah plastik.

"Ke depannya, kami berencana untuk bisa mendaur ulang sampah plastik menjadi biji plastik dan produk lain,” katanya. Dibalik sampah plastik yang menggunung, banyak pihak yang mengantungkan hidupnya di sektor tersebut. Christine menyebutkan bahwa label negatif sampah plastik menutup sebelah mata sebagian orang.

Temuan lain di Kecamatan Cisauk, Banten terdapat 10 bank sampah. Setiap bank sampah mempunyai mitra untuk mengumpulkan sampah. Satu diantaranya adalah bank sampah Bumi Hijau Cemerlang yang merekrut 213 anggota dengan mtra pengepul sebanyak 6 orang dari 6 titik yang berbeda.

"Sampah plastik jenis tertentu bisa dimanfaatkan oleh pihak yang membutuhkan," kata Crishtine.

Masih dikecamatan Cisauk, Bank Sampah Papandayan Indah mengaku satu diantara jenis sampah yang bisa didaur ulang berbahan PET (Polyethylene Therepthalate), saat ini mereka masih melakukan pendauran ulang sampah tersebut. Limbah sampah PET sangat dicari para pengepul karena karena semua bagiannya bisa didaur ulang menjadi bahan yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Didukung dengan data 5 bank sampah yang memberikan keterangan sampah plastik ini memiliki nilai tinggi.

Baca Juga: Pesta Daging Qurban Picu Stroke, Jangan Khawatir Kamu Bisa Mengonsumsi Makanan ini

Bisa dilakukan simulasi jika anda sebagai pengepul sampah. Pertama salurkan sampah-sampah tersebut ke bank sampah dan anda mendapatkan Rp1500 per kilogramnya. Kedua, bank sampah menjualnya ke pengepul dengan nilai Rp2500 per kilogram.

Ketiga sampah didaur ulang menjadi biji plastik. Setelah menjadi biji plastik, para pengepul menjualnya ke supplier pembuat benang, ember, gayung, bahkan kaos dan bernilai sebesar Rp5000 hingga Rp7000 per kilogram. Bisa anda bayangkan, Harga awal Rp1500 per-kilo jika didaur ulang bisa menjadi Rp7000.

Bank sampah dan pengumpul sampah menampung limbah sampah plastik yang layak didaur ulang. Mereka memiliki peran ganda dari pekerjaan pengepul sampah yaitu untuk memenuhi kebutuhan sehari hari, diwaktu yang sama menyelamatkan lingkungan dari parahnya pencemaran akibat limbah plastik.

Sampah plastik menyumbang lapangan pekerjaan dan berkontribusi menggerakan perekonomian. Pengakuan Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia (ADUPI), 70 persen plastik daur ulang sudah di ekspor ke luar negeri.***

Editor: Rahman Agussalim

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler