Penjelasan 123 Orang Demonstran Reaktif Covid-19 dari Juru Bicara Satgas di Jakarta

- 13 Oktober 2020, 20:54 WIB
Demonstrasi Penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja.*
Demonstrasi Penolakan Omnibus Law UU Cipta Kerja.* /Pikiran-Rakyat.com

PIKIRAN RAKYAT - Fakta baru kini terungkap di mana ratusan pendemo aksi tolak UU Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020, menimbulkan dampak besar pada penularan Covid-19.

Sejumlah kasus reaktif Covid-19 terekap dalam catatan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam konferensi pers virtual di gedung BNPB Jakarta pada Selasa, 13 Oktober 2020 mengatakan, 123 orang demonstran reaktif Covid-19 saat dilakukan tes cepat setelah diamankan aparat keamanan dalam aksi tolak UU Cipta Kerja pada 8 Oktober 2020.

Baca Juga: Bentrok di Patung Kuda, Kesaksian Warga Soal Massa PA 212, FPI hingga Anarko

Wiku memprediksi angka tersebut akan meningkat dalam 2-3 minggu ke depan, karena peluang penularan COVID-19 dari demonstran yang positif COVID-19 ke demonstran lainnya.

"Dari data sementara massa yang diamankan oleh pihak kepolisian dan TNI yang mengawal jalannya demonstrasi di beberapa provinsi, sangat memprihatinkan," kata

Menurut Wiku, ada 21 orang reaktif dari 253 demonstran di Sumatera Utara, 34 orang reaktif dari 1.192 demonstran di DKI Jakarta, 24 orang reaktif dari 650 demonstran di Jawa Timur, 30 orang reaktif dari 261 demonstran di Sulawesi Selatan, 13 orang reaktif dari 39 demonstran di Jawa Barat, dan 1 orang reaktif dari 95 demonstran yang diamankan di Yogyakarta, sedangkan hasil tes demonstran di Jawa Tengah masih dalam tahap konfirmasi.

"Berdasarkan hasil pantauan dari aksi pekan lalu terdapat dua kelompok utama yang menyampaikan aspirasinya secara terbuka, yaitu kelompok mahasiswa dan kelompok buruh. Ini adalah cerminan puncak gunung es dari hasil pemeriksaan yang merupakan contoh kecil saja bahwa virus ini dapat menyebar dengan cepat dan luas," ungkap Wiku.


"Sebagai antisipasi adanya aksi lanjutan, kami imbau agar pihak universitas yang mahasiswanya mengikuti kegiatan untuk melakukan identifikasi serta testing. Bagi mahasiswa yang hasil testingnya reaktif agar segera ditelusuri kontak terdekatnya atau 'tracing'," tambah Wiku.

Halaman:

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x