Kemenag Ingatkan Jemaah Haji Selalu Bawa Identitas Pengenal selama di Tanah Suci, Begini Penjelasannya

- 8 Juni 2024, 11:01 WIB
Pelaksanaan ibadayh haji di Arab Saudi.*
Pelaksanaan ibadayh haji di Arab Saudi.* /

POTENSI BISNIS - Pemerintah Arab Saudi saat ini tengah memperketat pemeriksaan terhadap jemaah haji, khususnya untuk mengidentifikasi jemaah yang menggunakan visa non haji.

Maka dari itu, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) mengingatkan jemaah agar senantiasa membawa identitas pengenal sebagai jemaah haji selama di Tanah Suci.

Di antaranya, kartu dan gelang identitas, paspor, visa haji serta pengenal diri lainnya ketika ke luar hotel atau ke Masjidil Haram.

Baca Juga: Idul Adha 2024: Resep Masakan Khas Hari Raya Kurban, Cara Membuat Sate Kambing yang Lezat

Anggota Media Center Kementerian Agama, Widi Dwinanda mengungkapkan, otoritas Arab Saudi pada penyelenggaraan haji tahun ini menerbitkan kebijakan seluruh jemaah haji harus memiliki smart card.

Menurutnya, program ini mendapat perhatian secara khusus dari Kementerian Haji, Kementerian Dalam Negeri, dan pihak Keamanan Umum Arab Saudi.

"Jemaah yang tidak memiliki smart card, dilarang masuk ke Armuzna, apapun kedudukannya. Pemerintah Arab Saudi menyiapkan sanksi berat bagi para pihak yang melanggar," kata Widi, dikutip potensibisnis.pikiran-rakyat.com dari laman PMJ News.

"Karenanya, selain harus membawa smart card dan identitas lainnya saat berada di luar hotel. Segera lapor ke petugas sektor bila smart card miliknya hilang untuk segera di lakukan penggantian," ujarnya.

Widi menjelaskan, jelah puncak haji PPIH melakukan persiapan pelaksanaan safari wukuf jemaah di Arafah.

Baca Juga: Doa Setelah Membaca Surat Yasin Malam Jumat: Arab, Latin, dan Terjemah

Persiapan tersebut, melibatkan para petugas layanan lansia, disabilitas, dan tim Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama Pada Jemaah Haji (PKP3JH) dan Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI), program safari wukuf ini terus disosialisasikan ke hotel-hotel jemaah menginap.

Menurut Widi, PPIH mengalokasikan 300 kuota yang bagi jemaah lansia yang tidak mampu melaksanakan wukuf di Arafah, kuota tersebut telah mempertimbangkan jumlah petugas yang akan membersamai jemaah yang disafariwukufkan.

"Setiap satu petugas akan mengurus lima jemaah lansia nonmandiri, termasuk memandikan, menyuapi, dan kebutuhan individu lansia lainnya," jelas Widi.

"Mekanisme pendorongan jemaah safari wukuf dilakukan pada 9 Zulhijjah pagi, jemaah lansia di hotel transit dibawa dengan 10 bus menuju Arafah," lanjutnya.

Ia berpesan untuk jemaah khususnya jemaah muda dan sehat, agar membantu jemaah lain khususnya jemaah lansia yang membutuhkan bantuan dan pertolongan selama di tanah suci.

Baca Juga: Bak Ular Berbisa, Ghani dan Anggun Ternyata Masih Bisa Lolos dari Kejaran Aparat, Cinta Tanpa Karena

"Saling peduli antarjemaah ini diharapkan menumbuhkan kebersamaan yang kuat dan menjadi ladang amal yang diperoleh selama menjalani ibadah haji," tegasnya.

Widi mengingatkan jemaah agar menjaga kesehatan tubuhnya dengan istirahat yang cukup, makan tepat waktu, mengkonsumsi vitamin yang dibutuhkan dan melakukan konsultasi ke dokter kloter, klinik sektor bila mengalami keluhan kesehatan.

"Mengingat cuaca panas saat ini di Kota Makkah, aktivitas ibadah jemaah dapat dilakukan di musala hotel atau masjid sekitar hotel, mendalami manasik haji dan mengikuti bimbingan dan konsultasi ibadah yang diselenggarakan di musala hotel," katanya.***

Editor: Mutia Tresna Syabania


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah