Penjualan Mobil Listrik Hyundai Anjlok 74,5 Persen, Ini Penyebabnya!

- 25 Mei 2024, 10:32 WIB
Hyundai Ioniq 5 Dan Ioniq 6 Bebas Tilang Ganjil Genap Jakarta
Hyundai Ioniq 5 Dan Ioniq 6 Bebas Tilang Ganjil Genap Jakarta /

POTENSI BISNIS - Penjualan mobil listrik Hyundai Ioniq 5 di Indonesia mengalami penurunan drastis di tahun 2024 dibandingkan tahun 2023. Penurunan wholesales mencapai 74,5% pada periode Januari-April 2024.

Penurunan ini bagaikan mimpi buruk bagi industri kendaraan listrik di Indonesia yang masih terbilang muda.

Berbagai pihak mulai mencari tahu apa yang menjadi biang kerok anjloknya penjualan Hyundai Ioniq 5.

Baca Juga: Sinopsis Cinta Tanpa Karena 25 Mei 2024: Gegara Sembunyikan Rasa Sakitnya dari Dipta, Kondisi Nuna Makin Parah

Hyundai Ioniq 5 Facelift 2024
Hyundai Ioniq 5 Facelift 2024 Hyundai

Faktor-faktor yang Memicu Penurunan Penjualan:

1. Penundaan Insentif Mobil Listrik oleh Pemerintah

Salah satu faktor utama adalah penundaan insentif mobil listrik oleh pemerintah.

Insentif PPN DTP untuk mobil listrik berakhir di Desember 2023 dan baru diterbitkan kembali di Februari 2024.

Hal ini membuat konsumen menunda pembelian karena ketidakpastian.

"Dalam penjualan mobil listrik, kita mengalami penurunan yang cukup dalam. Karena pertama, menunggu sampai bulan Februari, bahwa peraturan pemerintah (DTP PPN) agak mundur. Sehingga konsumen masih wait and see," ungkap Chief Operating Officer Hyundai Motors Indonesia, Fransiscus Soerjopranoto, di Pantai Indah Kapuk 2, Jakarta Utara, Jumat, 24 Mei 2024.

Baca Juga: Bus Study Tour Tabrak Truk di Sumsel, 2 Orang Tewas, Sang Sopir Kabur!

2. Kebijakan Baru Insentif PPnBM

Kebijakan baru pemerintah yang memberikan insentif PPnBM untuk mobil listrik CBU dan CKD, termasuk yang tidak memenuhi TKDN, semakin memperkeruh keadaan.

Hyundai yang sudah berinvestasi besar dan memenuhi TKDN merasa dirugikan dengan kebijakan ini.

3. Ketidakpastian Konsumen

Konsumen bimbang dengan kebijakan insentif yang berubah-ubah dan mulai ragu untuk membeli mobil listrik.

Ditambah dengan rencana pemerintah memberikan insentif PPN DTP untuk mobil hybrid, konsumen semakin menunda pembelian mobil listrik.

Meski begitu, di tengah situasi yang sulit ini, Hyundai tetap menunjukkan komitmennya. Hyundai Ioniq 5 saat ini memiliki TKDN 40% dan akan ditingkatkan menjadi 60%.

Baca Juga: Detik-Detik Ditemukannya Vikky, Pendaki yang Hilang di Gunung Kerinci, Begini Kondisi Tubuhnya

Hyundai juga siap mendukung investasi dalam negeri dan berharap pemerintah dapat memberikan kepastian regulasi dan insentif yang jelas untuk mobil listrik agar pasar dapat kembali pulih.

Penurunan penjualan ini menjadi pengingat bagi semua pihak bahwa industri kendaraan listrik di Indonesia masih membutuhkan dukungan yang kuat dari pemerintah.

Diperlukan kebijakan yang konsisten dan berpihak pada industri lokal agar industri ini dapat berkembang dan mencapai potensinya.

Masa depan industri kendaraan listrik di Indonesia masih penuh dengan tantangan. Namun, dengan kerja sama antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat, bukan tidak mungkin industri ini dapat bangkit dan mencapai kesuksesan.***

Editor: Rahman Agussalim


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah