POTENSI BISNIS - Chusnul Chatimah, salah seorang loyalis Ganjar Prabowo, menyatakan bahwa Nasional Demokrat (Nasdem) terus mengalami nasib sial setelah mendukung Anies Baswedan sebagai Calon Presiden (Capres).
"Partai NasDem sejak mendukung Anies Baswedan terus alami nasib sial," ujar Chusnul seperti yang dikutip dari unggahannya di media sosial X pada Jumat 29 September 2023.
Chusnul menekankan bahwa dampak buruk ini terlihat dari banyaknya kader dan petinggi Nasdem yang memutuskan untuk meninggalkan partai tersebut.
Baca Juga: Trailer Ikatan Cinta Malam Ini: Reyna Lihat Nino, si Gemoy Malah Terjatuh hingga Ini yang Terjadi
Tidak hanya itu, beberapa kader Nasdem yang menduduki posisi strategis dalam pemerintahan juga terseret dalam kasus korupsi.
"Petinggi dan kader partai ramai-ramai keluar, dan di saat yang sama, para menteri dari Nasdem terjerat kasus korupsi," tambahnya dengan nada kecewa.
Chusnul juga menambahkan, "Hancur kalian!!!" sebagai ungkapan ketidakpuasannya terhadap kondisi saat ini.
Nasdem tampaknya tidak bisa menghindari kontroversi, dengan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, yang baru-baru ini ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi di lembaga yang ia pimpin.
Baca Juga: Brand Lokal Bisa Kembangkan Bisnis Lewat Kolaborasi dalam Kampanye Shopee 10.10 Brands Festival
Limpo, yang sebelumnya menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Selatan selama dua periode, disebut tersangkut dalam beberapa kasus di kementerian yang ia pimpin, termasuk dugaan penyalahgunaan laporan pertanggungjawaban, suap-menyuap, gratifikasi, dan penggabungan beberapa perkara.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, yang juga merupakan kader Nasdem, juga terjerat dalam kasus korupsi terkait pembangunan menara base transceiver station (BTS) Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi pada Kementerian Komunikasi dan Informatika.
Plate, yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Nasdem, telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Kondisi ini membuat Nasdem terguncang dan memunculkan pertanyaan tentang keberlanjutan partai ini di masa depan, terutama dengan meningkatnya tuntutan untuk membersihkan korupsi di dalam tubuh partai dan pemerintahan.***