POTENSI BISNIS - Gunung Merapi, yang berdiri sebagai ancaman alami di perbatasan antara Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah, kembali menunjukkan tanda-tanda aktivitas yang meningkat.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan bahwa gunung ini saat ini berada dalam status cukup aktif, dan beberapa peristiwa penting telah tercatat dalam pengamatan mereka.
Pada pagi hari ini, BPPTKG mencatat terjadi sembilan kali guguran lava pijar dari Gunung Merapi.
Guguran tersebut memiliki jarak luncuran mencapai 2.000 meter dan bergerak ke arah barat daya, menuju wilayah Kali Bebeng.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, mengungkapkan bahwa fenomena ini menjadi tanda aktivitas gunung yang perlu diwaspadai.
"Teramati 9 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 2.000 meter ke arah barat daya atau Kali Bebeng,” ujar Agus Budi Santoso dikutip PotensiBisnis.com dari PMJ News.
Hasil pengamatan cuaca menunjukkan bahwa kondisi cerah dan berawan di sekitar Gunung Merapi. Angin bertiup tenang ke arah timur, dan suhu udara berkisar antara 14 hingga 20 derajat Celcius.
Kelembaban udara berada dalam kisaran 64-92,2 persen, sementara tekanan udara mencatat angka 873,4-9920,1 mmHg.
Secara visual, gunung terlihat dengan jelas hingga kabut yang memiliki tingkat kepekatan 0-III.
Asap kawah keluar dengan tekanan yang lemah, teramati berwarna putih dengan intensitas tipis. Asap tersebut memiliki tinggi sekitar 50-75 meter di atas puncak kawah.
BPPTKG juga mencatat serangkaian gempa yang terjadi selama periode pengamatan. Terdapat 44 kali gempa guguran dengan amplitudo yang bervariasi antara 3-17 mm, serta durasi berkisar 50,84-155,6 detik.
Gempa jenis ini menunjukkan potensi adanya pergerakan material dari dalam gunung.]
Selain itu, gempa hybrid atau fase banyak terjadi sebanyak 24 kali. Amplitudo gempa ini berkisar antara 3-12 mm, dengan durasi 5,12-8,08 detik dan jarak waktu antara S-P (S wave - P wave) sekitar 0,3-0,4 detik. Gempa ini menunjukkan perpaduan antara gempa tipe guguran dan gempa tipe tektonik.
Gempa vulkanik dangkal juga tercatat sebanyak 4 kali dalam pengamatan. Gempa ini memiliki amplitudo sekitar 50-60 mm dan durasi 8,48-10 detik.
Kehadiran gempa vulkanik dangkal menunjukkan aktivitas pergerakan magma di dalam kawah gunung.
Dengan adanya peningkatan aktivitas ini, masyarakat yang tinggal di sekitar Gunung Merapi diimbau untuk tetap waspada dan memperhatikan perkembangan informasi dari pihak berwenang.
BPPTKG terus memantau situasi gunung secara intensif guna memberikan peringatan dini dan menjaga keselamatan masyarakat.***