Beda Lagi, Ini Kata Agus Gumiwang dan Luhut Binsar Pandjaitan Soal Investasi di Tanah Air

- 3 Agustus 2020, 07:05 WIB
Ilustrasi: Investasi
Ilustrasi: Investasi /Pixabay/TheDigitalWay

Pertama, industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dengan menggelontorkan dananya senilai Rp 45,2 triliun, disusul industri makanan Rp26,6 triliun, serta industri kimia dan farmasi Rp19,5 triliun.

Selanjutnya, industri mineral non-logam merealisasikan investasinya sebesar Rp 6,1 triliun, disusul industri kendaraan bermotor dan alat transportasi sekitar Rp 6 triliun.

Realisasi modal dari sektor industri ini sekaligus menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi negara tujuan utama untuk dijadikan basis produksi para investor dalam upaya memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

Menperin menegaskan, pihaknya selama ini proaktif menggaet investor sektor industri yang potensial untuk menanamkan modalnya di Indonesia, termasuk bagi yang ingin merelokasi pabriknya. Sektor-sektor yang menjadi incaran, antara lain industri padat karya, substitusi impor, dan berteknologi tinggi.

“Kami mendorong investasi ini untuk memproduksi barang-barang pengganti-impor serta meningkatkan penggunaan bahan baku yang diproduksi secara lokal dan barang setengah jadi,” tuturnya.

Oleh karena itu, dibutuhkan penciptaan iklim investasi yang kondusif, di antaranya dengan memfasiltasi kemudahan izin usaha serta pemberian insentif fiskal dan nonfiskal.

Menurut Agus, di tengah dampak pandemi Covid-19, ada pelajaran berharga yang didapat, misanya mengetahui seberapa dalam struktur manufaktur di dalam negeri.

“Hal ini terlihat karena kita masih butuh beberapa bahan baku atau barang modal dari negara lain, baik itu hasil sektor hulu maupun intermediate. Jadi, apabila negara asal tersebut sedang terguncang, kita juga ikut terpengaruh,” ujarnya.

Maka itu, penguatan rantai pasok yang terintegrasi menjadi penting guna meningkatkan daya saing industri manufaktur di tanah air.

Dalam hal ini, peran investasi cukup besar dalam mengisi kekosongan sektor yang ada pada pohon industri nasional.

Halaman:

Editor: Awang Dody Kardeli

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x