Terkait Konflik Ukraina dan Rusia, Twitter Beri Label Peringatan pada Konten Menyesatkan

- 20 Mei 2022, 12:38 WIB
Ilustrasi twitter. Kepala keamanan dan integritas Twitter Yoel Roth, mengatakan pihaknya akan mulai memberikan label peringatan di beberapa konten menyesatkan.
Ilustrasi twitter. Kepala keamanan dan integritas Twitter Yoel Roth, mengatakan pihaknya akan mulai memberikan label peringatan di beberapa konten menyesatkan. /Pixabay/geralt

POTENSI BISNIS - Kepala keamanan dan integritas Twitter Yoel Roth, mengatakan pihaknya akan mulai memberikan label peringatan di beberapa konten.

Khususnya konten yang menyesatkan mengenai konflik di Ukraina.

Menurutnya, ia akan membatasi penyebaran klaim yang dibantah oleh kelompok kemanusiaan atau sumber kredibel lainnya.

Baca Juga: Tes Psikologi: Kepribadian Anda Bisa Terungkap dari Cara Pilih Warna Pakaian dan Rambut pada Gambar

Yoel mengatakan, label peringatan itu akan mengingatkan pengguna, bahwa cuitan yang bersangkutan telah melanggar aturan Twitter.

Yoel menjelaskan, orang-orang masih dapat melihat dan mengomentari cuitan tersebut, akan tetapi fitur retweet akan dinonaktifkan.

"Pendekatan itu bisa menjadi cara yang lebih efektif untuk mencegah bahaya, sambil tetap menjaga dan melindungi (kebebasan) berbicara di Twitter," kata Yoel, dikutip PotensiBisnis.com dari laman Reuters, Jumat, 20 Mei 2022.

Yoel menyampaikan, Twitter akan memprioritaskan pemberian label pada cuitan menyesatkan dari akun dengan profil tinggi, seperti pengguna terverifikasi atau profil resmi pemerintah.

Sebagian informasi, Twitter memang tengah menerapkan kebijakan baru untuk mengatasi penyebarluasan informasi yang salah, termasuk seputar invasi Rusia ke Ukraina.

Menurut Twitter, pihaknya mendefinisikan krisis sebagai situasi.

Apalagi ada ancaman yang dapat berdampak pada kehidupan, keselamatan fisik, kesehatan, atau penghidupan dasar.

Baca Juga: Tes Psikologi: Buktikan jika Anda Cerdas, Gua Mana yang Harus Dipilih Pria Itu untuk Bersembunyi?

Kebijakan tersebut awalnya akan fokus pada konflik bersenjata internasional.

Namun, nantinya akan ditujukan untuk peristiwa lain seperti penembakan massal atau bencana alam.

"Garis waktu untuk pekerjaan ini dimulai sebelum perang di Ukraina pecah," ujar Yoel.

"Kebutuhan akan kebijakan ini menjadi sangat jelas ketika konflik di Ukraina berlangsung," lanjutnya.***

Editor: Babah Pram

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x