Puncak Omicron Terjadi Februari 2022, Prediksi Menko Luhut

- 12 Januari 2022, 09:09 WIB
Puncak Omicron Terjadi Februari 2022, Prediksi Menko Luhut
Puncak Omicron Terjadi Februari 2022, Prediksi Menko Luhut /Instagram.com/@luhut.pandjaitan

POTENSI BISNIS - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvets) Luhut Binsar Panjaitan memprediksi puncak penyebaran virus varian Omicron bakal terjadi awal Februari 2022 mendatang.

Maka masarakat diminta untuk tetap menegakkan protokol kesehatan dengan sebaik-sebaiknya untuk mencegah penyebaran Omicron dan tetap harus waspada.

Menurut Luhut, hal tersebut berdasarkan hasil pengamatan terhadap pengalaman negara lain yang mengalami puncak penyebaran Omicron dalam kisaran waktu 40 hari, lebih cepat dari varian Delta.

Baca Juga: Wajib Tahu, Konsumsi 5 Makanan Ini Dapat Ringankan Gejala Omicron

"Untuk kasus Indonesia, kita perkirakan puncak gelombang karena Omicron akan terjadi pada awal Februari," kata Luhut, dikutip dari PMJ News pada Rabu, 12 Januari 2022.

Luhut menambahkan, sebagian besar kasus varian Omicron yang terjadi diperkirakan akan bergejala ringan.

"Indonesia saat ini jauh lebih siap dalam menghadapi potensi gelombang varian Omicron. Saya yakin kasus tidak akan meningkat setinggi negara lain," kata dia.

Baca Juga: Karakter Layangan Putus Terbawa ke Dunia Nyata, Reza Rahadian Terpikir untuk Menyudahi Kariernya

Dilaporkan, kasus Covid-19 di Indonesia saat ini bertambah 802 per Selasa, 11 Januari 2022. Luhut mengatakan peningkatan kasus tersebut masih didominasi oleh para pelaku perjalanan luar negeri.

"Hari ini (Selasa) jumlah kasus mencapai 802 kasus, tetapi sebagian masih disumbangkan oleh PPLN. Dari 537 kasus di Jakarta, 435 kasus berasal dari PPLN," ujarnya. 

Ia mengimbau masyarakat untuk tidak bepergiran dulu keluar negeri dalam 2 sampai 3 minggu depan.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Gambar yang Pertama Kali Dilihat, Dapat Menentukan Kondisi Mental Anda Saat Ini

Disisi lain, Luhut memastikan pemerintah akan memonitor secara ketat perkembangan kasus dan akan mengambil langkah-langkah antisipasi yang diperlukan.

"Perawatan di RS akan menjadi salah satu indikator utama. Kami akan high alert ketika BOR mendekati 20-30 persen," ucapnya.

Oleh sebab itu, pemerintah memulai dan juga memperluas cakupan vaksin booster untuk meningkatkan kekebalan masyarakat di tengah virus Covid-19.

Baca Juga: BRI Edukasi Manfaat Digitalisasi Bisnis bagi Pelaku Usaha di Yogyakarta Sambil Gowes Santai

Vaksinasi booster dimulai hari ini dari awalnya petugas kesehatan, kini mencakup masyarajat luas.

Untuk kali ini diprioritaskan bagi masyarakat lanjut usia (lansia) dan kelompok rentan yang diberikan secara gratis sesuai dengan intruksi Presiden RI Joko Widodo.

“Presiden sudah mengumumkan bahwa vaksin booster akan diberikan secara gratis kepada masyarakat dengan prioritas lansia dan kelompok rentan lainnya,” kata Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu 12 Januari 2022. 

Wiku melanjutkan, syarat dan ketentuan yang dibutuhkan untuk calon penerima vaksin dosis ketiga ini adalah sudah menerima vaksin dosis kedua lebih dari enam bulan sebelumnya.

“Mohon kepada seluruh masyarakat di wilayah kabupaten kota yang menjadi daerah prioritas vaksinasi booster dan memenuhi persyaratan tersebut untuk mendatangi sentra vaksinasi terdekat,” ujarnya.

Hasil kajian dari Badan POM sendiri menghasilkan keputusan berupa penerbitan EUA kepada kelima jenis vaksin yang digunakan untuk booster yaitu karena Coronavac, Pfizer,Astrazeneca, yang akan disuntikkan secara homolog.

"Moderna yang disuntikkan secara homolog maupun heterolog. Dan Zifivax secara heterolog,” kata dia.***

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x