Network
POTENSI BISNIS - Israel murka dengan tindakan model ternama Bella Hadid yang memutuskan untuk ikut berdemo mendukung Palestina atas agresi Israel. Bella berdemo di Brooklyn, Amerika Serikat, Minggu, 16 Mei 2021, kemarin.
Israel menilai tindakan Bella itu sebagai upaya promosi penghapusan negara Yahudi di tengah konflik yang masih membara antara Israel dan Palestina.
"Ketika selebriti seperti @BellaHadid menganjurkan untuk membuang orang Yahudi ke laut, mereka menganjurkan penghapusan Negara Yahudi," cuit akun resmi Twitter Israel, pada Minggu malam.
Baca Juga: Update! Memasuki Minggu Ke-2, Israel Kembali Melancarkan Puluhan Serangan Udara ke Gaza
Akun itupun menyertakan tangkapan layar Instagram Stories Bella Hadid saat melakukan aksi di Bay Ridge, Brooklyn.
Dalam tangkapan layar yang diunggah akun Twitter Israel, model berusia 24 tahun itu, terlihat mengenakan Keffiyeh, kain mirip sorban yang merupakan lambang perjuangan rakyat Palestina.
"Ini seharusnya bukan masalah Israel-Palestina. Ini seharusnya menjadi masalah kemanusiaan. Dasar tidak tahu malu," kata akun itu.
Tak lupa pula akun itu menambahkan tagar #IsraelUnderAttack yang bermakna Israel sedang di bawah serangan, dalam unggahannya itu.
Selain Bella Hadid, banyak pula selebritis Hollywood yang menyuarakan pembelaannya atas bangsa Palestina. Di antaranya, adik kandung Bella, yang juga merupakan seorang super model, Gigi Hadid.
Gigi turut bersuara atas perang yang sedang berlangsung di wilayah Gaza.
“Anda tidak bisa membiarkan diri Anda tidak peka melihat kehidupan manusia diambil. Anda tidak bisa. Kehidupan Palestina adalah kehidupan yang akan membantu mengubah dunia. Dan mereka diambil dari kita dalam hitungan detik. #FreePalestine," tulis Gigi di akun Instagram pribadinya.
Baca Juga: Aqil Savik Rela Korbankan Perasaan demi Timnas Indonesia
Putri dari pengusahaan asal Palestina keturunan Arab-Yordania, Mohamed Hadid itu, dalam unggahan lainnya menuliskan ayah dan keluarganya sempat mengalami kejadian buruk di waktu dulu.
Ia bersama keluarganya dibawa keluar dari rumah mereka di Palestina pada tahun 1948, menjadi pengungsi di Suriah, lalu Lebanon, lalu Tunisia.
"Saya mencintai keluarga saya, saya mencintai warisan saya, saya mencintai Palestina. Saya akan berdiri teguh untuk menjaga harapan mereka akan tanah yang lebih baik di hati saya. Dunia yang lebih baik untuk orang-orang kita dan orang-orang di sekitar mereka. Mereka tidak pernah bisa menghapus sejarah kita. Sejarah adalah sejarah!" ujarnya.***
