Aksi Pencegahan Korupsi, Luhut Sebut OTT Buahnya Tak Seperti yang Kita Harapkan

- 13 April 2021, 19:41 WIB
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi diluncurkannya Stranas PK sehingga ada sinergi antara KPK dengan pemerintahan dalam upaya pencegahan korupsi.
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan mengapresiasi diluncurkannya Stranas PK sehingga ada sinergi antara KPK dengan pemerintahan dalam upaya pencegahan korupsi. /Instagram.com/luhut.pandjaitan/

Ia menyebut belanja modal pemerintah setiap tahun adalah sekitar Rp1.300 triliun dan setelah diidentifikasi, ada 45 barang besar senilai total 34 miliar dolar bila seluruhnya diimpor.

"Kita sisir lagi ternyata ada 17 'item' yang bisa dibuat di dalam negeri, nilainya 17 miliar dolar AS atau sama dengan Rp225 triliun. Ini angka yang sangat besar kalau diinvestasikan di dalam negeri dan akan mendatangkan lapangan kerja. Jadi ayo mari kita sama-sama awasi proses TKDN ini karena kalau TKDN ini bisa dilaksanakan dengan baik maka akan bagus," ungkap Luhut.

Selanjutnya soal "Batam Logistics Ecosystem" yang akan diterapkan juga di 8 pelabuhan di Indonesia, menurut Luhut butuh pendampingan KPK.

"Saya mohon juga KPK ikut di dalamnya supaya bisa jalan karena banyak yang tidak mau proyek ini berjalan karena di situ sumber korupsi yang sangat banyak," ujar Luhut.

Luhut juga meminta agar KPK bersikap netral tidak menjadi alat politik dan alat kekuasaan.

"KPK itu hanya menjalankan tugasnya utama, ada 3 yaitu pengawasan, kemudian pencegahan dan penindakan. Pencegahan ini menurut saya faktor yang sangat penting, jadi jangan penindakan saja yang menonjol tapi pencegahan kurang," pungkas Luhut.***

Halaman:

Editor: Pipin L Hakim

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x